Minggu, 24 November 2013

PROFIL DUSUN HUTABARU DESA BATU TUNGGAL

PROFIL DAN SEJARAH HUTABARU
Oleh: Muhammad Abdullah Amin Hasibuan, MA

Dusun hutabaru desa Batutunggal kecamatan Na. IX-X kabupaten Labuhanbatu Utara merupakan kampung bukaan dari raja huta baru yang bernama Raja Sati yang bermarga Sipahutar, dusun ini dalam sejarahnya merupakan dusun termuda yang ada di wilayah Kecamatan Na.IX-X, yang berbatasan dengan dusun Rimbaya, dusun Hutapadang, desa Pematang..dan daerah Padang Laut kecamatan Bilah barat Labuhanbatu.

Menurut ayah Penulis Abuyaman Hasibuan (Kh. Muhammad Sadzali) dalam sejarahnya dusun ini merupakan bagian dari kerajaan-kerajaan kecil pada jaman dahulu yang tunduk pada kesultanan Panai yang berkuasa di daerah Negeri lama yang merupakan kerajaan termuda pada saat itu yang masuk dalam kecamatan Na.IX-X yang bermakna Sembilan kearah Aekburu dan Sepuluh kearah aek Kotabatu, yang semuanya itu meruapakan raja kecil yang tunduk pada kesultanan Panai yang ada di negeri lama.

Menurut beliau Raja Kecil yang sembilan kearah aek buru itu meliputi Kerajaan Batu Tunggal, Kerajaan Rimbaya Padang, Kerajaan Aek Kopong, kerajaan Masihi, Kerajaan Padang Nabidang, Kerajaan Napompar, kerajaan Si ria-ria dan kerajaan Sopolongat serta kerajaan terakhir yaitu kerajaan Hutabaru, sedangkan kearah aek kotabatu tidak disebutkan oleh Beliau.

Hutabaru merupakan Raja yang bermarga Sipahutar yang datang dari Tapanuli Utara yaitu dari daerah Batu mardidnding. dalam sejarahnya datanglah 3 orang bersaudara yang bermarga sipahutar ingin membuka hutan di daerah Labuhanbatu, saat ketika itu mereka datang ke kerajaan Rimbaya Padang, karena baik dan rajinnya salah seorang dari ketiga pemuda tersebut yang bernama Raja sati Sipahutar maka Raja Rimbaya Padang memberikan anaknya untuk dipersunting oleh pemuda tersebut sehingga mereka dinikahkan lalu diberikan wilayah hulu Kerajaan Rimbaya Padang untuk membuka kampung disana maka kampung tersebut dinamakan hutabaru, sampai saat ini tidak berubah namanya.

Pada jaman Kolonial Belanda, disebabkan Sultan panai Takluk kepada belanda, maka kerajaan Hutabaru juga takluk kepada Kolonial Belanda sehingga saat ketika itu masyarakat hutabaru bila kedatangan belanda disuruh ini disuruh itu, bahkan menurut oppung saya Hj, Norma sipahutar, jika belanda datang ke daerah tersebut para pemuda selalu diperintahkan untuk meladeni pada penjajah belanda termasuk para pemudanya, dimana menurut oppung penulis bahwa anak muda Huta baru pernah disuruh oleh pemimpin belanda agar dirinya digendong secara bergantian oleh tentara belanda menuju kerajaan aek kopong yang berjarak lebih kurang 4Km,..secara bergantian.

Pada jaman pemberontakan kerajaan hutabaru pernah menjadi sarang pemberontak sehingga para penduduk semuanya berangkat kehutan didaerah aek momang kehulu, dan menurut para tetua di kampung hutabaru Kolonel Simbolon Pernah singgah di dusun Hutabaru untuk beristirahat dan mencetak uang disalah bawah(kolong) salah satu rumah yaitu Rumah tinggi yaitu rumah Riduan Hasibuan. karena sulitnya kehidupan saat ketika itu pernah penduduk pada masa itu tidak punya kain atau pakaian sebab punya uangpun tidak ada barang yang mau dibeli, sehingga penduduk membuat pakain dari getah karet dan karung beras. yang menyedihkan menurut oppung saya norma sipahutar pakaian getah tersebut lengket di dalam tubuh. bisakah kita bayangkan bila kita berpakian yang terbuat dari getah karet....bauu.... dan pada jaman ini jugalah banyak penduduk yang pindah kedaerah lain meliputi terang bulan, ke daerah pematang dan wilayah lain di sekitar hutan.

Seiring dengan tertangkapnya kolonel simbolon oleh tentara pusat maka pendudukpun kembali ke kampung huta baru yang hanya berjumlah sekitar 7 kepala keluarga dan kembali membenahi kampung yang sudah porak poranda oleh tentara pemberontak, termasuk keturunan Raja kampung Hutabaru dan Oppung saya Makmur Hasibuan yang selanjutnya menikah dengan Gadis kampung Hj. Norma Sipahutar.

Setelah Republik Indonesia aman dari pemberontak maka kampung hutabarupun kembali membangun kampung tapi tidak lagi tunduk kepada raja melainkan raja dijadikan menjadi kepala dusun sehingga penduduk kembali bekerja dengan merdeka membuka hutan ke hulu yaitu daerah pasir tinggi, Tor siparudan dan Tor sihuhang..yang merupakan daerah disekitar kampung.

Seiring dengan pembangunan Repelita yang di gagas oleh presiden Soeharta maka hutabaru pun aman dan damai, penduduknyapun bisa membuka hutan, anak2 sekolah. walaupun hutabaru saat itu tidak punya sekolah tetapi mereka rela dengan ikhlas jalan kaki ke kampung rimbaya untuk bersekolah..seperti film laskar pelangi aja..wkwkwkwkwkwkw, termasuk ayah saya Abu yaman hasibuan kecil dan Anwar hasibuan Kecil sekolah Rakyat di Rimbaya tepatnya di hulu kampung rimbaya saat ini yaitu di belokan tanjakan kecil arah ke dusun Hutabaru disitulah dulu sekolah Rakyat tempat ayah dan abangnya sekolah semua orang sekolah disana datang dari penjuru hutan yang ada disekitar kampung tersebut. ayah saya dan uak saya sekolah disana sampai kelas 2 SR dan disebabkan tidak adanya guru maka mereka diangkat oleh masyarakat jadi guru disana. Luarrr biasa kelas 2 sd bisa jadi guru.

seiring dengan kemajuan jaman banyaklah masyarakat yang berdatangan ke hutabaru termasuk salah satunya adalah Sahidin Pohan (Si Buntung) Mantan Preman Aek Bilah yang orangtuanya pernah dahulu datang kehuta baru tetapi mereka pindah kembali ke daerah Gg Sado Rantau Prapat, Insyaf dan datang kembali ke hutabaru untuk membuka hutan,. menurut Kepala dusun saat itu pangeran Sipahutar bahwa beliau pernah bersekolah di Medan dan tamat SMA, selanjutnya sahidin pohan pun diminta oleh masyarakat untuk mengajar di dusun hutabaru dengan membuka SD swasta mengingat jarak yang jauh yang setiap hari harus dilalalui oleh anak2 kampung untuk bersekolah ke SDN yang ada di rimbaya. dengan gaji berupa 2 kaleng padi sat tahun per siswa bila penduduk panen.

Setelah diadakan musyawarah maka sekolahpun didirikan dengan berdindingkan Tepas (kulit kayu bargot) beratapkan Ilalang bermejakan Sombiran (Tepi Balok Pembuatan Papan) maka jadilah SD Swasta Hutabaru. yang saat itu merupakan harapan dan cikal bakal tempat penempahan generasi kampung yang ingin bersekolah, termasuk Ir. Ahmad Syukur Hasibuan salah satu siswanya sekarang bekerja di PMPN mandiri di Wilayah Aceh sebagai fasilitator Kabupaten.

Pernah suatu ketika masyakat hutabaru meminta untuk dibangun SD Negeri di dusun Hutabaru yang diusulkan oleh Kepala Dusun Pangeran sipahutar kepada kepala desa yang saat itu bernama Porang Dalimunthe dan hal itu ditanggapi sehingga dinas pendidikan dan kebudayaanpun mengabulkan permintaan tersebut, namun disebabkan birokrasi yang nyeleneh pemimpin saat itu mengalihkan SDN negeri tersebut kedaerah lain di wilayah Kecamatan Na. IX-X, masyarakat hutabaru yang tidak punya kekuatan apa apa hanya bisa diam dan membisu pasrah akibat kejoliman pemimpin ketika itu. lihatlah disalah satu kampung di daerah Aek kotabatu ada namanya SDN nomor .....Hutabaru...miris melihatnya.

Seiring dengan itu walaupun masyarakat kampung hutabaru tidak pernah putus asa anak-anak tetap sekolah walaupun sekolah beratapkan Ilalang dan berdindingkan Tepas tetaplah mereka sekolah yang walaupun menammatkannya tetap harus ke SDN no 117863 Rimbaya kelas 5 dan 6 nya disebabkan ketiadaan guru hanya Pak Sahidin Pohan lah yang menjadi gurunya disana yang mengajar kelas 1 s/d 4..(semoga jasa2mu menjadi amal kebaikan bagimu dimata Allah yang pernah mencerdaskan anak bangsa, alfatihah untuk beliau...) termasuk penulis pernah belajar kepada beliau sampai kelas 2 SD.

Perjuanganpun terus berlanjut dengan membangun dua lokal yang permanen yang merupakan hasil gotong royong masyakat sehingga terbangunlah dua lokal permanen sebagai sekolah SD swasta dan mulailah siswa bisa belajar dengan tenang walapun tetap harus 2 kelas satu ruangan dengan menambah 1 guru lagi yaitu barani Ritonga yang datang dari Lubuk Nor-nor, meskipun harus kelas 6 nya tetap harus ke SDN 117863 Rimbaya.

Seiring dengan pesatnya perkembangan penduduk di Hutabaru maka masyarakat kembali bermusyawarah maka oleh Prakarsa masyarakat SD Swasta harapan hutabaru pun diganti dengan MIS guna harapannya agar ada kelas 6 disana MIS ini tidak sempat berlangsung lama sebab tetap sama dengan yang sebelumnya tetap harus bersandar pada salah satu sekolah negeri dan saat itu MIS tersebut Filial ke MIN Babussalam kecamatan Marbau meskipun hanya ujian UN nya saja yang kesana.

Selanjutnya MIS inipun dipindahkan Filialnya ke MIN MHB Syukrina desa Pematang, disebabkan MIN MHB Syukrina yang ada di desa Pematang hanya sedikit muridnya maka guru-gurunya dialihkan ke MIS Hutabaru yang saat ini pindah ke Tanah lapang, sampai saat ini proses belajar mengajar sudah berjalan lebih baik terlebih gurunya sudah ada yang dikirim sebagai Pegawai negeri yang bertugas di MIN MHB Syukrina desa Pematang. namun yang menjadi pertanyaan sampai kapankah ini sanggup bertahan sebab MIN MHB Sykrina adalah milik desa Pematang bukan milik Desa batu Tunggal. semoga ada jalan keluarnya demi pembangunan Hutabaru ke depan.

Disisi lain perjuangan terus berlanjut berupa pembangunan  Disbun yang di kordinatori oleh Ir Paruhuman Daulay sehingga saat itu masyarakat mendapatkan bantuan berupa bibit karet kawinan berikut dengan pemeliharaannya dan alhamdulilah memberi bekas tersendiri bagi masyarakat yang mendapat batuan dari disbun tersebut.
'
sedangkan Transfortasi ke kampung Hutabaru baru bisa dilalui roda 4 saat ketika datangnya pengusaha yang bernama Buntek dan itupun melalui jalur padang laut, kemudian dilanjutkan oleh pengusaha yang bernama Ramin bekerja di Dinas bina marga Pemkab labuhanbatu yang membuka Hutan di daerah Torsihuhang dengan membeli Tanah penduduk setempat maka beliau mulai membuka jalan Tikus dengan membawa Doser atau Beko kesana sehingga Roda 4 yang gerdang 2 bisa masuk ke dusun Hutabaru.

Di bidang keagamaan dusun Hutabaru Memiliki 1 masjid yang cantik dan 1 musholla yang merupakan sumbangan masyarakat hutabaru itu sendiri, kegiatan GEMMAR (Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji) ada didalamnya yang merupakan pengajian yang dibuat oleh Abu Yaman Hasibuan (Khalifah Muhammad Sadzali hasibuan) yang memiliki Pengajian Tradisional dirumahnya dan memindahkannya ke mesjid al-Ihsan, mesjid pertama di kampung Hutabaru.

Masyarakat Hutabaru juga sering mengadakan Persulukan berupa tarikat Naqsabandiyah untuk lebih mendekatkan diri kepada sang maha pencipta yang merupakan warisan dari Khalifah Ahmad Nuhi Hasibuan (Makmur Hasibuan/kakek Penulis) yang sampai saat ini terus berjalan dengan baik yang selanjutnya di wariskan kepada anaknya H. Anwar hasibuan dan Abu Yaman Hasibuan yang sampai tulisan ini dibuat tetap berjalan berupa kegiatan suluk 10 hari dan tawajuh setiap malam selasa yang di wiridkan bersama sama dengan pindah dari kampung yang satu kekampung yang lain, adapun kampung yang ikut dalam Kelompok perkauman tersebut adalah hutabaru, Padang nabidang, Si ria-ria, Napompar, Rimbaya dan Gunung Barani serta Sopolongat. semoga Kelompok perkauman ini tetap berjalan sebagai dakwah di tengah-tengah masyarakat.

Seiring dengan Geliatnya pembangunan maka ada beberapa anak muda Hutabaru yang merupakan hasil dari didikan Guru SD Swasta harapan Hutabaru berlanjut melakukan pendidikan di kota medan bersepakat untuk membangun hutabaru dari segala sisi kehidupan Yaitu Ismail Efendi hasibuan, Muhammad Ali Hasibuan, Muhammad Yusuf Hasibuan, dan Penulis Sendiri bahu membahu memberi informasi dan motifasi kepada seluruh penduduk Hutabaru untuk tetap bersekolah dan berlanjut keperguruan tinggi negeri, maka sejak itulah mulai dikawal pembangunan dusun Hutabaru.

Setelah Tamat dari perguruan tinggi ada yang menjadi Birokrat ada yang bergelut di bidang dakwah adapula sebagai Politiukus, sehingga pengawalan terus berlanjut maka disetiap kesempatan selalu disampaian untuk mengarahkan Pembangunan ke kampung Hutabaru, dan al-hamdulillah saat ini dibukalah jalan jalur Desa batu Tunggal dari Dusun Hutabaru Menuju desa pematang,..semoga masyakat Hutabaru bisa menikmatinya..

Profil dan sejarah ini merupakan hasil cerita orangtua, nenek Penulis kepada penulis, semoga bermanfaat..dan kita lihat geliat pembangunan selanjutnya.....

Bagi generasi Hutabaru sing-singkan lenganmu kembangkan sayapmu jadilah orang terbaik dimanapun kamu berada dan tetaplah berusaha membangun Hutabaru Indah Tercintaaaaaaaaa.

9 komentar:

  1. Luar biasa, tulisan yang Sangat menginspirasi, generasi pendahulu nya saja adalah pekerja keras cerdas dan ulet, yakin kedepan Hutabaru, pasti bangkit. terlihat nama-nama yang tulis sebagai generas penerus tetap bersinergi terus menjaga komunikasi yang membangun dan mendidik...moga tulisan ini mampu menjadi penyulut motivasi bagi yang lain,,,Bravo generasi Hutabaru....

    BalasHapus
  2. Terimakasih banyak atas dukungannya..begininal bapak/Ibu orang kampung....heheeheeeheheehhe

    BalasHapus
  3. Assalamu alaikum
    Salam sa marga
    Au pe halak sigabu jae do au udak sanga na pe uwak atau abg

    Anak ni muhammad isa do au bolo di tanda udak atau pe uwak atau pe abang

    Mantap do artikel ni hita on. Au pe jungada do marcarita ayak di au tentang aek kopng donok disi doi anggo nasala
    Harana oppung ku ( alm.malihat hasibuan ) anggo na sala jungada do maringanan disi

    Makasi ma info ne. Au pe jadi samangat do hulala na magartto kuliah di medan on sannari

    BalasHapus
    Balasan
    1. walaukum salam terimakasih madung mambaca blog ni abgon...oke berjuang terus...beri yang terbaik..muda mulak ko tu huta marmayam ko tu hutabaru, bahat disi koummu..aupe hutanda doi mandiang oppung malihati..

      Hapus