Rabu, 20 November 2013

BAB IV BUKU PANDUAN GEMMAR MENGAJI MEDAN



BAB IV
HARAPAN GEMMAR MENGAJI KEDEPAN

A.     Sebagai Program Prioritas Pemerintah
            Sudah merupakan suatu kewajiban pada setiap muslim untuk melakukan syiar untuk pengembangan agamanya dan sudah menjadi seharusnya bagi ummat islam untuk mengajarkan ilmunya kepada masyarakat terlebih kepada anak-anak yang belum mengetahui, memahami bacaan al-quran serta sudah selayaknya dilakukan pembinaan bacaan al-quran kepada mereka untuk menanamkan nilai-nilai Islam kepada mereka agar kelak memiliki pengetahuan, keimanan terhadap ajaran islam sebagaimana Rasulullah menamkan ajarannya kepada Ummatnya.
            Untuk menindaklanjuti program yang disampaikan oleh Bapak Menteri Agama sekitar 2 tahun yang lalu tentang GEMMAR mengaji di Kota Medan pada saat menghadiri hari lahirnya Al-jamiatul Washliyah yang ke 80 dan Program yang telah dilakukan oleh Bapak Walikota Medan yang melakukan safari maghrib mengaji di berbagai masjid di kota Medan serta Program yang juga disahuti oleh Kepala kantor kementerian Agama Kota Medan untuk lebih memasyarakatkan bacaan al-quran di tengah-tengah masyarakat begitu juga dengan telah terbentuknya kegiatan Maghrib mengaji di berbagai masjid di kecamatan di kota medan dan khususnya masjid-masjid di Kecamatan medan.
Kalau kita perhatikan realita saat ini ditengah kemajuan teknologi dan Informasi kecendrungan masyarakat jauh dari kegiatan membaca al-Quran bahkan yang lebih fatalnya lagi bahwa masyarakat tidak lagi mangindahkan aturan alquran  sehingga banyak yang mudah marah, perceraian maningkat anak tidak lagi mangindahkan perkataan orang tuanya yang disebabkan oleh kerasnya hati, ego ke akuan yang tinggi sehinga perlu hati yang keras ini dilembutkan dengan bacaan-bacaan alquran sekaligus memahami makna yang terkandung didalamnya.
Untuk itu beranikah kita melakukan gerakan ini dengan mengawalinya dari masjid sehingga sehabis maghrib sampai Isya dibacakan ayat-ayat al-quran yang menggema dan diharapkan kepada masyarakat muslim yang ada di rumah untuk mematikan alat elektroniknya seperti  TV, Komputer, Telephon Genggam dll, selanjutnya datang ke mesjid atau membaca al-quran di rumah masing-masing sehingga terpancar sinar bacaan al-quran ditengah tengah masyarakat muslim di kota Medan khususnya di Kecamatan Medan polonia yang kita cintai ini
Harapan Kita dengan dikumandangkannya bacaan al-quran ditengah-tengah masyarakat maka hati yang keras akan jadi lembut, yang sering marah akan lunak, anak jadi patuh kepada kedua orang tuanya dan masyarakat cinta kepada ajaran agamanya. Sebab jika masyarakat cinta kepada ajaran agamanya maka masyarakat akan cinta kepada allah dan rasulnya begitu juga kepada pemimpinnya sehingga pemimpin dapat mengajak masyarakat bergotong royong, menjaga kebersihan, peduli sesama, tidak membuang sampah sembarangan, gemar bersilaturrahmi, jika demikian maka terciptalah masyarakat yang Madani di kota medan yang kita cintai ini sesuai dengan visi dan Misi Kota Medan.
Inilah yang menjadi dasar pemikiran membuat suatu terobosan untuk lebih memantapkan Program ini sekaligus untuk mempertahankan budaya keislaman yang sejak dahulu telah ada di seluruh wilayah Indonesia dan diharapkan akan tumbuh kembali di masyarakat, khususnya di kota Medan Yang juga nantinya menjadi tonggak awal peningkatan prestasi Kontingen kota medan pada khususnya maupun kota lain di Indonesia dalam kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran.
Untuk mewujudkan Program tersebut selayaknya pemerintah, lembaga swasta, kelompok maupun perorangan harus bersinergi bersama membantu mensukseskan Program tersebut demi menciptakan mantalitas masyarakat, kehidupan keagamaan, pembangunan dan Kemajuan Teknologi di  yang disinari oleh cahaya alquran.
            Harapan kita kedepan bahwa program GEMMAR mengaji menjadi program pemerintah yang dibiayai oleh APBD atau APBN maupun dana lainnya yang bersumber dari pemerintah sebagai wujud pembangunan non fisik ditengah-tengah masyarakat sehingga kendala yang terjadi selama ini di masyarakat dapat tertutupi. Sebab program ini murni gagasan menteri agama yang ditindak lanjuti oleh aparatnya tanpa ada bantuan dana dari pemerintah.
            Sebab dalam berdakwah perlu sinergi dakwah semua kalangan seperti yang disebutkan dalam Rumus Gerakan dakwah berikut ini:
B.     Festival Maghrib Mengaji
Harapan kita kedepan Program ini harus dijadikan sebagai ajang kompetisi dikalangan peserta program GEMMAR mengaji sehingga minat untuk ikut program ini semakin meningkat sehingga budaya maghrib mengaji yang sejak dahulu sudah menjadi budaya masyarakat Indonesia dapat bertahan di tengah-tengah kemajuan teknologi dan informasi.
Adapun festival yang dapat dilakukan dalam ajang peningkatan kualitas maupun kuantitas program GEMMAR mengaji adalah sebagai berikut:
a.       Lomba Ayat Pendek
b.       Lomba Metode Cepat mengajarkan al-quran
c.       Lomba menghapal ayat pendek
d.       Lomba Tahfizul Quran
e.       Lomba Tafsirul Quran
f.        Lomba Mujawwad al-quran
g.       Lomba menulis al-quran (Khat)
h.       Lomba Muthalaah al-Quran
i.         Maupun lomba-lomba lainnya Tentang al-Quran
Lomba-lomba ini dapat dilakukan pada tingkat:
1.       Antara Program Maghrib mengaji
2.       Antara Lingkungan
3.       Antara Kelurahan atau Kedesaan
4.       Antara Kecamatan’
5.       Antara Kabupaten Kota
6.       Antara Provinsi ditingkat Nasional
         Gerakan Maghrib mengaji merupak murni gerakan dakwah di mana gerakan ini memberikan imbas berupa pelaksanaan program yang harus bersinergi dengan semua pihak. Sebab gerakan dakwah akan sukses bila rumus Gerakan dakwan terpenuhi sebagaimana di bawah in:
RUMUS Gerakan dakwah
Gd= f (S+U+F+P+M+D)[1]
Di mana;
Gd= Gerakan Dakwah
S = Sumber Daya manusia seperti Ustadz, Ulama , Muballigh, Penyuluh, dll
U = Ummat Islam secara Keseluruhan
F = Fasilitas Seperti masjid, Mushollah dll
P = Pemerintah, di mana harus ada dukungan pemerinth
M = Manajemen, dimana dakwah harus di kelola dengan baik dan benar
D = Dukungan Finansial
Bila keenam komponen tersebut tidak bersinergi maka dakwah tidak akan sukses  dan terlaksana dengan lancar untuk itu mari kita bersinergi memajukan dakwah lewat maghrib mengaji ini untuk memberikan warisan terbaik bagi anak dan cucu kita pada masa-masa yang akan datang.
C.     Media Harus Mendukung
Untuk mensukseskan program GEMMAR mengaji di Kota medan pada Khususnya dan seluruh Indonesia pada umumnya harus didukung oleh peran serta media baik media elektonik maupun media lainnya. Sebab media-media inilah yang banyak mengambil peran dalam memberikan pengaruh terhadap masyararakat.
Harapan program GEMMAR mengaji terhadap media adalah:
1.       Mengkampanyekan program GEMMAR mengaji di media-media yang ada, agar tersampaikan kepada masyarakat.
2.       Media membuat program maghrib mengaji sebagai acara unggulan pada saat maghrib sampai Isya.
3.       Media memiliki nurani untuk tidak membuat acara-acara menarik disetiap waktu maghrib sampai Isya.
Atau media harus mendukung program mematikan Televisi setiap magrib, Seperti yang telah dilakukan oleh komunitas Gerakan Matikan Televisi saat Maghrib sampai dengan Selesai Isya', komunitas ini menyatakan alasan bahwa:
1.       Apabila malam telah datang (setelah matahari tenggelam), tahanlah anak-anak kalian, karena setan bertebaran ketika itu. Apabila telah berlalu sesaat dari waktu 'Isya lepaskanlah (biarkanlah) mereka, tutuplah pintumu, dan sebutlah nama Allah.
2.       Bila waktu antara setelah Maghrib dan sebelum Isya' tidak diamanfaatkan dengan baik oleh seluruh anggota keluarga kecuali untuk berkumpul bersama dan kemudian mengisinya dengan kegiatan mengaji atau tadarrus Al-Qur'an, maka Insya Allah keberkahan Allah akan selalu melingkupi keluarga itu dalam kesehariannya.
3.       Jika anak menonton TV rata-rata 4 jam sehari, berarti setahun sekitar 1.400 jam, atau 18.000 jam sampai si anak lulus SLTA. Padahal waktu yang dilewatkan anak-anak mulai dari TK sampai SLTA hanya 13.000 jam. Ini berarti anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk menonton televisi daripada untuk kegiatan apa pun, kecuali tidur (Pikiran Rakyat, 29 April 2004).[2]
Gerakan-gerakan sejenis Program GEMMAR mengaji ini telah banyak dilakukan semua kalangan untuk lebih memasyarakatkan maghrib mengaji adalah:
1.       Gerakan yang dilakukan oleh Wali Kota Medan dalam Safari Maghribnyanya,  Wali Kota Medan Rahudman Harahap mengatakan prihatin dengan mulai memudarnya budaya mengaji di masjid usai salat Maghrib.“Sekarang yang namanya mengaji waktu maghrib sudah mulai pudar, padahal kegiatan itu adalah peninggalan orang tua  yang manfaatnya sangat luar biasa, karena kita berkesempatan berkumpul bersama, untuk salat, belajar dan makan bersama,” katanya saat menghadiri acara safari maghrib di Masjid Al-Hikmah Jalan Letda Sujono Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung, Rabu. Dijelaskan dia, saat ini pemerintah telah mencanangkan gerakan maghrib mengaji untuk membudayakan membaca Al-Quran setelah sholat  dan melarang menyalakan  televisi pada saat magrib.Hal ini merupakan salah satu upaya untuk membentuk karakter dan kepribadian anak atau generasi muda.“Untuk itu orang tua di rumah diharapkan dapat lebih memperhatikan kegiatan anak-anaknya di rumah,” katanya. Menurut dia, televisi merupakan salah satu wujud kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi sekaligus merupakan bagian dari kebutuhan manusia yang terus berkembang. Namun perlu disadari kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi tersebut harus diimbangi dengan peningkatan kualitas nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan. Kita sadar Iptek yang tidak dibarengi dengan landasan iman dan taqwa maka teknologi akan cendrung membawa kerusakan pada umat manusia, bahkan alam semesta, “katanya. Lebih lanjut dikatakannya, kumpul bersama keluarga saat maghrib juga dapat mendorong transfer pengetahuan dari orang tua kepada anak serta transfer ahlak. Hal ini juga bisa menghindarkan anak dari bahaya dunia malam yang mengincar, mulai dari narkoba, kekerasan dan lain sebagainya yang mengancam kepribadian anak. Untuk itulah dia,  mengajak semua elemen masyarakat untuk bersama-sama menghidupkan kembali tradisi membaca Al-Quran setiap selesai sholat Maghrib. Masyarakat juga dapat memanfaatkan waktu antara maghrib dan isya untuk meningkatkan ibadah kepada Allah, sekaligus memperdalam wawasan keagamaannya. “ Saya berharap kita semua, seluruh komponen masyarakat dapat ikut berperan  dan bertanggung jawab dalam mensukseskan program Maghrib mengaji ini di wilayahnya masing-masing, sehingga gerakan yang telah dicanangkan ini dapat dilaksanakan secara berkesinambungan, “ katanya, Selain ceramah, acara ini ditandai dengan pemberian honor sebesar Rp12 juta kepada dua orang guru mengaji selama setahun, dan pemberian bantuan dana Rp30 juta untuk  pengembangan pembangunan Masjid Al-Hikmah.[3]
2.       Gerakan yang dilakukan oleh Walikota medan, dimana beliau mengatakan yang di wakili oleh wakil wali kota medan Drs. H. Dzulmi Eldin, MSi, dimana beliau mengatakn: Sekarang mengaji di waktu Maghrib sudah mulai pudar. Padahal mengaji diwaktu Maghrib  merupakan warisan orang tua kita  dan memiliki manfaat sangat luar biasa. Sebab, pada waktu Maghrib kita berkesempatan berkumpul bersama, shalat bersama, belajar bersama dan makan bersama,” kata Wakil Walikota.Selain kumpul bersama keluarga, jelas Eldin, kegiatan itu dapat mendorong transfer pengetahuan orang tua terhadap anak dan transfer ahlak orang tua  terhadap anak. Hal ini dapat menghindarkan sang anak dari bahaya dunia malam yang mengincar , mulai dari narkoba, kekerasan dan lain sebagainya yang mengancam kepribadian anak.[4]
3.       Gerakan yang telah dilakukan oleh Walikota PADANG  di mana beliau mengatakan bahwa orang tua  Orangtua di Kota Padang, harus mematikan televisi (TV) di rumah masing-masing usai shalat maghrib hingga selesai shalat isya. Sebab, waktu tersebut lebih baik dipergunakan untuk membaca Alquran dan memperdalam ilmu agama. [5]
4.       Komunitas Gerakan Matikan Televisi saat Maghrib sampai dengan Selesai Isya',[6]


[1] Lihat dalam Basyaruddin, Peta Dakwah Kota Medan, (Medan: Perdana Mulya Sarana, 2012), h. 62
[2] Silahkan Klik https://www.facebook.com/pages/Gerakan-Matikan-Televisi-saat-Maghrib-sampai-dengan-Selesai-Isya/172537422965
[3]  Silahkan lihat di http://www.antarasumut.com/wali-kota-medan-magrib-mengaji-mulai-pudar/

[4] Lihat di http://www.dnaberita.com/berita-67562-wakil-walikota-safari-maghrib-di-masjid-al-hasanah.html.

[5] Lihat Harian Singgalang Pos (Membina Harga diri Untuk Kesejahteraan Nusa dan Bangsa), edisi 19 april 2013.

[6] Silahkan Klik https://www.facebook.com/pages/Gerakan-Matikan-Televisi-saat-Maghrib-sampai-dengan-Selesai-Isya/172537422965

Tidak ada komentar:

Posting Komentar