Sabtu, 30 November 2013

PENGGALAN CERITAKU SEWAKTU MTS

PENGGALAN CERITAKU SEWAKTU MTS

Setelah Penulis menammatkan sekolah SD, Penulis melanjutkan ke sebuah Pondok pesantren di Daerah Kampung Rakyat, dengan nama Perguruan Pondok Pesantren Irsyadul Islamiyah Tanjung Medan. Penulis tidak tahu kenapa harus pergi kesekolah ini untuk menuntut ilmu atau melanjutkan pendidikan, padahal banyak tempat atau lembaga lainnya yang ada di daerah kabupaten labuhanbatu, mungkin ini sudah merupakan niat dari orangtua penulis sehingga disekolahkan di tempat yang berada di daerah selatan kabupaten labuhanbatu.Mungkin ini pengaruh dari masyarakat di kampungku yang banyak menyekolahkan anaknya disana, termasuk saudara saudara penulis, bg dahlil, oon, ali hasibuan, ahmadi hasan pasaribu sehingga ayahpun memutuskan untuk memasukkan ke pesantren yang sudah lama berdiri ini.

Sewaktu masuk dipesantren Penulis tidak banyak tahu menahu tentang pelajaran yang akan diberikan kepada kami sebagai santri disana,..namun yang jelasnya kami mendapatkan pendidikan Formal dan Non Formal. pendiidkan Formalnya adalah belajar sebagaiman siswa/i di MTS yang pada umumnya,. sedangkan Non Formal mendapatkan pelajaran membaca al-quran, Nahu, sorof dll yang merupakan kitab arab yang gundul yang disinalah penulis dituntut untuk memahami teks dari bacaan kitab yang tidak berbaris itu.

Disamping itu kewajiban untuk tidak berbahasa indonesia apalagi bahasa sehari yaitu bahasa mandailing tidak di benarkan yang dibenarkan adalah menggunakan bahasa sehari-hari dipesantren yaitu bahasa arab dan Inggris. bila ketahuan berbahasa selain itu maka akan mendapatkan hukuman berupa pemukulan oleh ust yang ada disana atau di botak,alhamdulillah penulis tidak pernah ketahuan.

Hal yang paling tidak mengenakkan menurut penulis di Pesantren tersebut adalah pada saat musim kemarau, air sangat susah dan jikalau adapun sumur airnya telah putih bahkan bau sekali, sehingga mau tidak mau harus tetap dimandikan sebab tidak ada pilihan lain selain itu. sedangkan yang mengenakkan di pesantren adalah banyaknya teman, dituntut hidup mandiri, sholat limawaktu terjaga dengan baik, waktu termanfaatkan semuanya tidak ada yang sia-sia.

Penulis Masih ingat ketika di Pesantren kegiatan sehari-harinya adalah bangun pada Pukul 5.30, langsung sholat kemesjid Pesantre, setelah itu akan ada ceramah agama yang dibawakan oleh para ust atau senioran, setelah itu olahraga pagi,serapan, kemudian persiapan, sekolah pagi sampai jam 12, setalah itu sholat Zhuhur dan makan siang sepulang sekolah pada pukul 14.wib akan dilanjutkan dengan Belajar Non Formal sampai pukul 17.00 Wib berupa belajar Kitab Kuning, bahasa arab, pada malam harinya akan di adakan belajar Tajwid al-quran, Muhadasah dan lain-lain sampai pukul 22.00 WIB, dan selanjutnya Istirahat.

Prestasi yang pernah dicapai adalah dikelas formal berada pada rangking 10 besar, ditingkat Non Formal mendapat rangking 5 besar. dan hal yang paling membanggakan adalah pernah Juara 1 lomba JUZamma, wkwkwkwkw,...ini prestasiku.

Semasa sekolah dipesantren setiap libur sekolah, penulis selalu pulang bersama-sama dengan teman-teman dengan berjalan kaki dari simpang Huala momang melewati hutan, sewaktu dalam perjalanan kami bersenda gurau dan bercerita bersama, dan yang masih teringat saat ini adalah aku sering di ejek oleh teman-ku sebagai penjual obat, sebab mirip dengan kata temaan dengan orang india yang sering datang kekampungku dengan membawa Tas Bat,..sebab ayah membelikan aku itu untuk dijadikan tempat pakaian ku ketika aku berangkat ke pesantren.

Tahun Pertama pesantren aku mondok, aku dibelikan orangtuaku kompor minyak untuk memasak nasi sedangkan sayurnya dapat dibeli di kantin di sekitar pesantren, tahun kedua aku selalu dikasi rantang oleh adikku yang sudah ikut mondok disana, sampai pada tahun ketiga sampai akhirnya pada tahun 1997 aku Menammatkan pendidikanku dari pesantren tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar