Sabtu, 30 November 2013

PENGGALAN CERITAKU SEWAKTU MTS

PENGGALAN CERITAKU SEWAKTU MTS

Setelah Penulis menammatkan sekolah SD, Penulis melanjutkan ke sebuah Pondok pesantren di Daerah Kampung Rakyat, dengan nama Perguruan Pondok Pesantren Irsyadul Islamiyah Tanjung Medan. Penulis tidak tahu kenapa harus pergi kesekolah ini untuk menuntut ilmu atau melanjutkan pendidikan, padahal banyak tempat atau lembaga lainnya yang ada di daerah kabupaten labuhanbatu, mungkin ini sudah merupakan niat dari orangtua penulis sehingga disekolahkan di tempat yang berada di daerah selatan kabupaten labuhanbatu.Mungkin ini pengaruh dari masyarakat di kampungku yang banyak menyekolahkan anaknya disana, termasuk saudara saudara penulis, bg dahlil, oon, ali hasibuan, ahmadi hasan pasaribu sehingga ayahpun memutuskan untuk memasukkan ke pesantren yang sudah lama berdiri ini.

Sewaktu masuk dipesantren Penulis tidak banyak tahu menahu tentang pelajaran yang akan diberikan kepada kami sebagai santri disana,..namun yang jelasnya kami mendapatkan pendidikan Formal dan Non Formal. pendiidkan Formalnya adalah belajar sebagaiman siswa/i di MTS yang pada umumnya,. sedangkan Non Formal mendapatkan pelajaran membaca al-quran, Nahu, sorof dll yang merupakan kitab arab yang gundul yang disinalah penulis dituntut untuk memahami teks dari bacaan kitab yang tidak berbaris itu.

Disamping itu kewajiban untuk tidak berbahasa indonesia apalagi bahasa sehari yaitu bahasa mandailing tidak di benarkan yang dibenarkan adalah menggunakan bahasa sehari-hari dipesantren yaitu bahasa arab dan Inggris. bila ketahuan berbahasa selain itu maka akan mendapatkan hukuman berupa pemukulan oleh ust yang ada disana atau di botak,alhamdulillah penulis tidak pernah ketahuan.

Hal yang paling tidak mengenakkan menurut penulis di Pesantren tersebut adalah pada saat musim kemarau, air sangat susah dan jikalau adapun sumur airnya telah putih bahkan bau sekali, sehingga mau tidak mau harus tetap dimandikan sebab tidak ada pilihan lain selain itu. sedangkan yang mengenakkan di pesantren adalah banyaknya teman, dituntut hidup mandiri, sholat limawaktu terjaga dengan baik, waktu termanfaatkan semuanya tidak ada yang sia-sia.

Penulis Masih ingat ketika di Pesantren kegiatan sehari-harinya adalah bangun pada Pukul 5.30, langsung sholat kemesjid Pesantre, setelah itu akan ada ceramah agama yang dibawakan oleh para ust atau senioran, setelah itu olahraga pagi,serapan, kemudian persiapan, sekolah pagi sampai jam 12, setalah itu sholat Zhuhur dan makan siang sepulang sekolah pada pukul 14.wib akan dilanjutkan dengan Belajar Non Formal sampai pukul 17.00 Wib berupa belajar Kitab Kuning, bahasa arab, pada malam harinya akan di adakan belajar Tajwid al-quran, Muhadasah dan lain-lain sampai pukul 22.00 WIB, dan selanjutnya Istirahat.

Prestasi yang pernah dicapai adalah dikelas formal berada pada rangking 10 besar, ditingkat Non Formal mendapat rangking 5 besar. dan hal yang paling membanggakan adalah pernah Juara 1 lomba JUZamma, wkwkwkwkw,...ini prestasiku.

Semasa sekolah dipesantren setiap libur sekolah, penulis selalu pulang bersama-sama dengan teman-teman dengan berjalan kaki dari simpang Huala momang melewati hutan, sewaktu dalam perjalanan kami bersenda gurau dan bercerita bersama, dan yang masih teringat saat ini adalah aku sering di ejek oleh teman-ku sebagai penjual obat, sebab mirip dengan kata temaan dengan orang india yang sering datang kekampungku dengan membawa Tas Bat,..sebab ayah membelikan aku itu untuk dijadikan tempat pakaian ku ketika aku berangkat ke pesantren.

Tahun Pertama pesantren aku mondok, aku dibelikan orangtuaku kompor minyak untuk memasak nasi sedangkan sayurnya dapat dibeli di kantin di sekitar pesantren, tahun kedua aku selalu dikasi rantang oleh adikku yang sudah ikut mondok disana, sampai pada tahun ketiga sampai akhirnya pada tahun 1997 aku Menammatkan pendidikanku dari pesantren tersebut.


kampung halamanku

kampung halamanku

December 13, 2010 at 5:44am
SETELAH PROKLAMASI
  • Sejarah
KEKALAHAN JEPANG PADA PERANG ASIA TIMUR RAYA, YAITU JEPANG MENYERAH PADA SEKUTU TANGGAL 15 AGUSTUS 1945, TELAH MEMBERIKAN KESEMPATAN KEPADA BANGSA INDONESIA UNTUK MERDEKA SEBAGAI BANGSA YANG BERDAULAT.
DEMIKIANLAH MAKA PADA TANGGAL 17 AGUSTUS 1945, KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DIPROKLAMIRKAN OLEH SOEKARNO – HATTA ATAS NAMA BANGSA INDONESIA. SELANJUTNYA PADA TANGGAL 18 AGUSTUS 1945, UNDANG – UNDANG DASAR 1945 DITETAPKAN OLEH PANITIA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA (PPKI) SEBAGAI UNDANG – UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA.
KEMUDIAN DALAM SIDANGNYA TANGGAL 19 AGUSTUS 1945, OLEH PPKI DICAPAI KESEPAKATAN PEMBAGIAN WILAYAH REPUBLIK INDONESIA DALAM 8 (DELAPAN) PROPINSI YAITU MASING – MASING : JAWA BARAT, JAWA TENGAH, JAWA TIMUR, SUMATERA, BORNEO, SULAWESI, SUNDA KECIL DAN MULUKU. PROPINSI DIBAGI DALAM KERESIDENAN YANG DIKEPALAI OLEH RESIDEN, GUBERNUR DAN RESIDEN DIBANTU OLEH KOMITE NASIONAL DAERAH, SEDANGKAN KEDUDUKAN KOTA (GEMEENTE) DITERUSKAN. PADA TANGGAL 2 OKTOBER 1945, MR. TEUKU MUHAMMAD HASAN DIANGKAT MENJADI GUBERNUR SUMATERA, KEMUDIAN PADA TANGGAL 3 OKTOBER 1945, GUBERNUR SUMATERA MENGABARKAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA YANG PADA SAAT ITU DIHADIRI OLEH UTUSAN / WAKIL – WAKIL DAERAH. SELANJUTNYA UTUSAN / WAKIL – WAKIL DAERAH KEMBALI KE DAERAHNYA MASING – MASING. SESAMPAINYA DI DAERAH MASING – MASING, UTUSAN DARAH TERSEBUT MENGADAKAN PERTEMUAN DENGAN PEMUKA – PEMUKA MASYARAKAT DI DAERAHNYA MASING – MASING UNTUK MEMBENTUK KOMITE NASIONAL DAERAH.
PADA TANGGAL 16 MALAM 17 OKTOBER 1945, BERTEMPAT DI RUMAH DINAS KEPALA PLN RANTAUPRAPAT, DIADAKAN RAPAT DAN SECARA RESMI TANGGAL 17 OKTOBER 1945 DIBENTUKLAH KOMITE NASIONAL DAERAH LABUHANBATU DENGAN SUSUNAN PENGURUS SEBAGAI BERIKUT :
PENASEHAT         :  ABDUL HAMID. WAKIL PENASEHAT          :  dr. HIDAYAT. K E T U A              :  ABDUL RAHMAN. WAKIL KETUA       :  dr. HIDAYAT SETIA USAHA (SEKRETARIS) :     ABU TOHIR HARAHAP

ANGGOTA    :  1. MARDAN 2. AMINURRASYID 3. M. SARIJAN 4. DAHLAN GANAFIAH 5. SUTAN KADIAMAN HUTAGALUNG 6. A. MANAN MALIK 7. M. SIRAIT 8. R. SIHOMBING 9. DJALALUDDIN HATTA 10. M. KASAH 11. MUHAMMAD DIN
DALAM RAPAT TERSEBUT JUGA DITETAPKAN BAHWA KETUA (ABDUL RAHMAN) SEKALIGUS SEBAGAI KEPALA PEMERINTAHAN.
SETELAH TERBENTUKNYA KOMITE DAERAH LABUHANBATU MAKA PEMERINTAHAN SWAPRAJA DI LABUHANBATU YANG ADA PADA WAKTU ITU MENJADI BERAKHIR. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAHAN DIAMBIL ALIH DAN DIKUASAI OLEH KOMITE NASIONAL DAERAH. DENGAN DEMIKIAN MAKA PADA TANGGAL 17 OKTOBER 1945 SECARA RESMI TELAH DIBENTUK PEMERINTAHAN DI KABUPATEN LABUHANBATU YANG DIJALANKAN OLEH KOMITE NASINAL DAERAH.
ADAPUN TUGAS PERTAMA KOMITE NASIONAL DAERAH LABUHANBATU ADALAH MEMBENTUK TIM PENERANGAN UNTUK MEMBERIKAN PENERANGAN DAN PENYULUHAN KEPADA MASYARAKAT DI KAMPUNG – KAMPUNG BAHWA KEMERDEKAAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TELAH DIPROKLAMIRKAN PADA TANGGAL 17 AGUSTUS 1945.
DALAM PERKEMBANGAN BERIKUTNYA, JALANNYA PEMERINTAHAN DI KABUPATEN LABUHANBATU DILAKSANAKAN OLEH KOMITE NASIONAL DAERAH SAMPAI DENGAN AWAL TAHUN 1946, KURANG DAPAT BERFUNGSI DENGAN BAIK. HAL INI SEBAGAI AKIBAT FOKUS PEMIKIRAN PADA WAKTU ITU LEBIH DITUJUKAN UNTUK MEMPERSIAPKAN PERLAWANAN FISIK KEPADA PENJAJAH BELANDA YANG SELALU BERUPAYA MEREBUT KEMBALI NEGARA REPUBLIK INDONESIA YANG TELAH MERDEKA DAN BERDAULAT SEJAK TANGGAL 17 AGUSTUS 1945.
PADA BULAN MARET 1946, KOMITE NASIONAL DAERAH KERESIDENAN SUMATERA TIMUR MENGADAKAN SIDANG PLENO BERTEMPAT DI JALAN SUKA MULIA NOMOR 13 MEDAN, YANG ANTARA LAIN MENETAPKAN :
  • KOMITE NASIONAL DAERAH BERUBAH MENJADI DEWAN (LEGISLATIF).

  • MENETAPKAN SUMATERA TIMUR MENJADI 6 (ENAM) KABUPATEN MASING – MASING : KABUPATEN LANGKAT, DELI SERDANG, KARO, SIMALUNGUN, ASAHAN DAN LABUHANBATU.
KARENA SITUASI YANG SEMAKIN GAWAT PADA WAKTU ITU (MENJELANG AGRESI MILITER I), IBUKOTA KERESIDENAN SUMATERA TIMUR PINDAH DARI MEDAN KE TEBING TINGGI, SELANJUTNYA PADA TANGGAL 26 JUNI 1946, DEWAN (LEGISLATIF) KERESIDENAN SUMATERA TIMUR BERSIDANG DI PABATU, MENETAPKAN ANTARA LAIN : MENGANGKAT 6 (ENAM) ORANG BUPATI UNTUK 6 KABUPATEN DI KERESIDENAN SUMATERA TIMUR YANG BARU DIBENTUK SEKALIGUS PENGANGKATAN PARA WEDANA DI WILAYAH KABUPATEN TERSEBUT. SALAH SEORANG DIANTARA 6 (ENAM) BUPATI YANG DIANGKAT TERSEBUT ADALAH “ GOUSE GAUTAMA’  PIMPINAN TAMAN SISWA KISARAN DIANGKAT MENAJADI LABUHANBATU YANG PERTAMA.
KETETAPAN DARI DEWAN (LEGISLATIF) KERESIDENAN SUMATERA TIMUR DIMAKSUD, SELANJUTNYA DIKUKUHKAN DENGAN SURAT KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA TIMUR PADA TANGGAL 26 JUNI 1946 DAN MALAM ITU JUGA DIBAWA DAN DITANDA TANGANI DI PEMATANG SIANTAR DAN BERLAKU TERHITUNG MULAI TANGGAL 1 JULI 1946. DENGAN DEMIKIAN ISTILAH BUPATI MULAI DIGUNAKAN SEJAK TANGGAL 1 JULI 1946 DI 6 (ENAM) KABUPATEN DI SUMATERA TIMUR TERMASUK DI LABUHANBATU. SEDANGKAN SEKRETARIS PADA WAKTU ITU DISEBUT DENGAN ISTILAH KOMISI REDAKTUR YANG PERTAMA SEKALI DIJABAT OLEH “ TAGOR ESRA”.
ANTARA TANGGAL 28 S/D 30 JUNI 1946. DIBENTUK DEWAN (LEGISLATIF) KABUPATEN LABUHANBATU DENGAN SUSUNAN SEBAGAI BERIKUT : KETUA                     :  ABDUL MANAN MALIK WAKIL KETUA          :  SORDANG SIREGAR SEKRETARIS             :  ARIFIN SIREGAR ANGGOTA – ANGGOTA    :  1. ABDUL RAHIM JA’FAR. 2. RUSLI SIHOMBING. 3. MARDAN 4. A. MURSYID JA’FAR. 5. YAKUB DAULAY 6. H. SOLEHUDDIN 7. ABD. WAHID 8. ABD. HAKIM YUNUS 9. IBRAHIM YUSUF.
SELANJUTNYA DALAM SUATU UPACARA SEDERAHANA DI HADAPAN DEWAN KABUPATEN LABUHANBATU DAN UNDANGAN TANGGAL 2 JULI 1946 BERTEMPAT DI RUMAH DINAS BUPATI LABUHANBATU YANG SEKARANG, DIRESMIKANLAH “GOUSE GAUTAMA” MENJADI BUPATI LABUHANBATU. KEMUDIAN PADA SAAT ITU PULA DIUMUMKAN PARA WEDANA (YANG TELAH DI SK – KAN GUBERNUR SUMATERA) UNTUK 4 (EMPAT) KEWEDANAAN YANG BARU DIBENTUK YAITU : 1. M. SARIJAN WEDANA KUALUH LEIDONG. 2. DAHLAN GANAFIAH WEDANA KOTA PINANG. 3. M. SAMIN PAKPAHAN WEDANA BILAH 4. USMAN EFENDI WEDANA PANAI.
DENGAN KETETAPAN SURAT KEPUTUSAN RESIDEN SUMATERA TIMUR NOMOR 674 TANGGAL 12 SEPTEMBER 1946 TERHITUNG MULAI TANGGAL 1 JULI 1946 MENGANGKAT PARA ASISTEN WEDANA (CAMAT) DI LABUHANBATU SEBAGAI BERIKUT :
1.   M. SONO SEBAGAI ASISTEN WEDANA KUALUH HULU DI AEK KANOPAN. 2.   AMIR BAKTI SEBAGAI ASISTEN WEDANA KUALUH HILIR DI KAMPUNG MESJID. 3.   ZAINUDDIN ZEIN SEBAGAI ASISTEN WEDANA AEK NATAS DI BANDAR DURIAN. 4.   ABDUL HAMID SEBAGAI ASISTEN WEDANA LEIDONG DI LEIDONG. 5.   SYARIF NASUTION SEBAGAI ASISTEN WEDANA BILAH HULU DI RANTAUPRAPAT. 6.   H. HONEIN SEBAGAI ASISTEN WEDANA BILAH HILIR DI NEGERI LAMA. 7.   SANUSI SIREGAR SEBAGAI ASISTEN WEDANA MARBAU DI MARBAU. 8.   ISKANDAR SEBAGAI ASISTEN WEDANA NA. IX – X DI AEK KOTA BATU. 9.   MANDJOLING SEBAGAI ASISTEN WEDANA KOTA PINANG DI KOTA PINANG. 10.  RAMLI SEBAGAI ASISTEN WEDANA SEI KANAN DI LANGGA PAYUNG. 11.  AHMAD SALEH SEBAGAI ASISTEN WEDANA TANJUNG MEDAN DI TOLAN. 12.  SYAH JAUHARI SEBAGAI ASISTEN WEDANA PANAI TENGAH DI LABUHANBILIK. 13.  ABDUL MADJID SEBAGAI ASISTEN WEDANA PANAI HILIR DI SEI BEROMBANG.
PADA TANGGAL 10 DESEMBER 1948. PEMBENTUKAN KABUPATEN LABUHANBATU DISAHKAN DENGAN KEPUTUSAN KOMISARIAT PEMERINTAHAN PUSAT (KOMPEMSUS) DENGAN NOMOR 89/KOM/U YANG WILAYAHNYA SEBAGAIMANA YANG TELAH DITETAPKAN DALAM SIDANGPLENO KOMITE NASIONAL DAERAH KERESIDENAN SUMATERA TIMUR TANGGAL 19 JUNI 1946.
SELANJUTNYA DENGAN PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN YANG PESAT DI KABUPATEN LABUHANBATU, MAKA PADA TANGGAL 8 MEI 2003 DPRD KABUPATEN LABUHANBATU MENGELUARKAN REKOMENDASI KEPADA BUPATI LABUHANBATU, KEMUDIAN BUPATI LABUHANBATU MENINDAKLANJUTI REKOMENDASI DARI DPRD KABUPATEN LABUHANBATU DENGAN MENGIRIMKAN SURAT KE GUBERNUR PADA TANGGAL 18 MARET 2005 PERIHAL PEMEKARAN KABUPATEN LABUHANBATU MENJADI 3 (TIGA) KABUPATEN. DASAR DIUSULKANNYA PEMEKARAN KABUPATEN LABUHANBATU  ADALAH UNDANG-UNDANG NOMOR 7 Drt TAHUN 1956 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH OTONOMI KABUPATEN-KABUPATEN DI LINGKUNGAN DAERAH PROPINSI SUMATERA UTARA DAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAH DAERAH, YANG AKHIRNYA  PEMBENTUKAN KABUPATEN PEMEKARAN DISYAHKAN PADA TANGGAL 21 JULI 2008  YAITU :
  • KABUPATEN LABUHANBATU DENGAN WILAYAH SELUAS 2.561,38 KM² DENGAN JUMLAH PENDUDUK 36.679 JIWA, YANG TERDIRI DARI 9 KECAMATAN (YAITU) :
    • KEC. BILAH BARAT.
    • KEC. RANTAU UTARA.
    • KEC. RANTAU SELATAN.
    • KEC. BILAH HULU.
    • KEC. PANGKATAN.
    • KEC. BILAH HILIR.
    • KEC. PANAI HULU.
    • KEC. PANAI TENGAH.
    • KEC. PANAI HILIR.
  • UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN, DENGAN LUAS WILAYAH SELUAS 3.596 KM² DENGAN JUMLAH PENDUDUK ± 250.173 JIWA, YANG TERDIRI DARI  5 KECAMATAN YAITU :
    • KEC. KAMPUNG RAKYAT.
    • KEC. KOTA PINANG
    • KEC. SUNGAI KANAN
    • KEC. SILANGKITANG
    • KEC. TORGAMBA

  • UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LABUHANBATU UTARA, DENGAN LUAS WILAYAH SELUAS 3.570,982 KM² DENGAN JUMLAH PENDUDUK ± 323.740 JIWA, YANG  TERDIRI  DARI 8 KECAMATAN YAITU :
    • KEC. NA. IX-X
    • KEC. AEK NATAS
    • Kec. MARBAU
    • KEC. AEK KUO
    • KEC. KUALUH SELATAN
    • KEC. KUALUH HULU
    • KEC. KUALUH LEIDONG
    • KEC. KUALUH HILIR
KEMUDIAN PADA TANGGAL 15 JANUARI 2009 DILAKSANAKANNYA PELANTIKAN PENJABAT SEMENTARA OLEH BAPAK MENTERI DALAM NEGERI DI JAKARTA UNTUK KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN Ir. Hj. R. SABRINA, Msi DAN KABUPATEN LABUHANBATU UTARA Drs.H.DAUDSYAH MM. SELANJUTNYA PEMERINTAHAN KABUPATEN LABUHANBATU JUGA TELAH MENERAPKAN STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN KABUPATEN LABUHANBATU SESUAI DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 2007 PADA TAHUN 2008 YANG TERDIRI DARI :
  •   9 KECAMATAN
  • 98 DESA/KELURAHAN ( 75 DESA DAN 23 KELURAHAN)
  • 14 DINAS
  •   8 BADAN
  •   5 KANTOR
  • 1 SETDAKAB (3 ASISTEN DAN 11 BAGIAN)
  • 1 SETWAN
          DEMIKIAN SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN PEMERINTAHAN  KABUPATEN LABUHANABTU.
RANTAUPRAPAT,       OKTOBER  2009
An. BUPATI LABUHANBATU SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN

H. HASBAN RITONGA, SH PEMBINA UTAMA MUDA

Senin, 25 November 2013

PENGGALAN CERITAKU DI SEKOLAH DASAR

PENGGALAN CERITAKU DI SEKOLAH DASAR
OLEH: 
M. ABDULLAH AMIN HASIBUAN, MA
Sebagai seorang anak kampung yang jauh dari keramaian kota, hidupku penuh dengan ketidaktahuan, bahkan saya pernah berfikir, bagaimana orang mau mandi jikalau seandainya di sebuah kampung tidak ada sungai?...sebab dikapungku mayoritas masyarakatnya memanfaatkan sungai/kali untuk mandi, mencuci bahkan buang air besar. betapa sempitnya pemikiranku ketika itu !.

 Aku bersekolah di SD Swasta harapan Hutabaru yang terletak di pangkal kampung, semua anak kampung yang telah masuk usia sekolah menuntut ilmu, belajar berhitung dan membaca disana bahkan anak yang tinggal dikebun maupun diladang disekitar kampungku semuanya bersekolah disana sebab tidak ada sekolah selain SD Swasta harapan Hutabaru. Satu-satunya guru yang mengajar disana adalah Bapak Sahidin Pohan, beliau diwaktu pagi mengajar disekolah dan diwaktu sore Menyadap karet pemberian Kepala dusun kepadanya karna jasanya mengajar dikampung tersebut, Beliau digaji dengan Padi sebanyak 2 kaling per siswa yang setiap panen diberikan padanya, dimana saat itu semua penduduk hutabaru berladang dengan menanam padi setahun sekali sekaligus untuk membuka hutan menanam pohon karet.

Sewaktu SD aku berulang dari ladang untuk bersekolah ke kampung melewati hutan dan ladang penduduk sekampungku yang berjarak 1km lebih dengan berjalan kaki, terkadang bila ingin tidak keladang aku menginap di rumah oppungku atau ayah dan ibuku datang menyusul aku dan kami menginap dikampung dirumah buatan ayahku bergotong royong dengan tetangga dan saudara dengan beratapkan seng berdindingkan papan, berlantaikan papan dengan memakai Kolong dibawahnya.

Umurku 5 tahun lebih, aku telah dimasukkan oleh orangtuaku di SD swasta harapan hutabaru, kebiasaanku sama seperti anak2 pada umumnya, bermain, berlari, mandi kesungai bahkan sering bermain ke hutan bersama teman temanku mencari kayu atau bambu sekedar untuk dijadikan sebagai alat permainan atau membuat mainan. Selepas sholat maghrib ayahku mengajariku mengaji alif-alif, dan alhamdulillah sampai aku kelas 4 SD aku sudah bisa membaca al-quran dengan lancara walaupun belum benar hukum Tajwidnya.

Semasa aku mengaji aku diajari oleh ayahku, dengan menggunakan lampu teplok atau lampu kaling, sebab dikampung waktu itu belum dialiri listrik, ayah selalu memaksaku untuk mengaji, Bila kajiku belum bertambah ayah tidak membenarkan aku untuk makan malam sampai aku bertambah kajiku, sehingga saat itu aku sering menangis menganggap ayahku tidak benar, padahal itu adalah cara ayahku agar aku rajin dan segera pandai mengaji.

Kebiasaan anak-anak dikampungku saat aku masih kecil bermain inkle, pecah piring, main Tin, main galah, main gasing, main patok lele, main kijang2an pada malam hari dan lain-lain yang saat ini sudah hilang dan tidak ada saya perhatikan di mainkan oleh anak2 di kampungku.

Dikelas satu SD saya tidak pernah dapat rangking 1 paling-paling rangking 3 paling tinggi selebihnya rangking sepuluh besar, tapi yang mungkin membuat guru senang kepadaku karena aku pintar nyanyi berupa nyanyian yang diajarkan oleh orangtuaku pada ku, aku masih ingat penggalan lagu yang diajarkan oleh ayah padaku...begini syairnya...Kopi Damar Rotan, Kapur serta kemenyan dst, lagu yang menandakan kecintaan pada kekayaan alam Indonesia.

Dikelas 2 SD Prestasiku juga sama dengan di kelas 1, cuman waktu itu aku sudah pernah berkata pada guruku diakibatkan oleh orangtua wali murid yang banyak yang tidak membayar uang sekolah lalu aku katakan: beli sebungkus rokok gudang garam sanggup tetapi bayar uang sekolah tidak mau. Jiwa idealismeku sudah muncul saat ketika itu.

Dikelas 3 SD Prestasiku tetap sama seperti kelas 1 dan 2, namun dikala itu sudah ada perubahan yang muncul pada diriku dimana aku sudah sudah tidak berani berbicara dengan wanita, disebabkan sesuatu yang muncul pada diri seorang Pria, dan mulai saat itu aku kurang bergaul dan cenderung pendiam walaupun aku sering di garai sama teman2ku yang perempuan.

Dikelas 4 SD Prestasiku tetap bertahan masuk rangking 10 besar, namun saat itu guruku telah telah ganti dari yang sebelumnya Pak sahidin Pohan menjadi Barani Ritonga, Pak Barani adalah guru yang masih lajang yang cenderung mengajari kami lebih terbuka, tidak seperti pak sahidin Pohan yang mengajari aku dengan lemah lembut terlihat diwajahnya sosok pendidik yang mulia, tulus dan Ikhlas memberikan pengajaran kepadaku sehingga aku tahu sopan santun dan Budi pekerti yang Luhur.

Dikelas 5 SD aku termasuk orang yang dianggap pintar dikelas ku, karena rangkingku naik menjadi 3 besar, sehingga aku pernah mewakili sekolahku mengikuti cerdas cermat ditingkat SD di desaku desa batu Tunggal dan saat itu lawan-lawanku adalah kelas 6 SD sementara aku hanya Kelas 5 SD kemudian 2 temanku Hartono dan Muhammad Dahlil merupakan kelas 6 yang merupakan senioranku di SD Swasta harapan Hutabaru, namun disebabkan disekolahku tidak ada kelas 6 mereka sekolah di SDN No 117863 Rimbaya . saat ketika cerdas cermat itu alhamdulillah kami mendapat Juara 3, sedangkan Juara 1 Dusun I Suka Rakyat, Juara II Dusun Batutunggal dan kami Dusun Hutabaru Juara 3,..itulah pengalaman pertamaku mengikuti Lomba.

Kelas 6 SD aku harus pindah ke sekolah SDN No 117863 Rimbaya disebabkan disekolah SD Swasta harapan Hutabaru kebanggaanku tidak memiliki kelas 6, saat itu aku masih ingat teman-teman saya sekelasku yaitu M. Rijal, Ulong Aman, Rusli, Yayuk, Sugeng, Sophia, Murni, Nurliana (Embot) dan Sapina. kami setiap pagi berangkat sekolah, jam 6 pagi kami sudah berangkat, bersama dengan berjalan kaki sambil bersenda gurau lebih kurang 2km kami jalani tanpa terasa, di SDN ini kami merasa belajar terasa asing akibat teman sekelas yang berada dikampung rimbaya ini sering melecehkan kami bahkan pernah terjadi perkelahian antara temanku Ulong aman dengan anak kampung rimbaya yang sekelas kami juga. Namun alhamdulillah aku tidak pernah berkelahi dengan mereka sebab aku selalu sabar jika seandainya akupun di ejek atau dimaki oleh mereka, bahkan aku ingat teman akrabku anak kampung rimbaya yang bernama Syahrijal yang baik hati pandai bermain bola dan sederhana.

Di Sekolah ini aku punya kepala sekolah namanya BINSON PAKPAHAN, bapak ini adalah sosok guru yang menurut murid2 di SD tersebut Tipe guru yang kasar bila mengajar, suatu ketika ia pernah bertanya kepada kami tentang dimanakah Stasiun Pemancar satelit palapa ?... semua teman sekelasku kena tampar beliau kecuali aku yang mampu menjawab pertanyaan tersebut dengan gemetaran menjawab "Cibinong". Namun walaupun demikian menurutku bapak tersebut adalah Tipe guru yang suka juga humor, sebab ketika mengajar kami belaiu sering tertawa dan tersenyum.

Sepulang sekolah biasanya kami sampai dirumah pada pukul 3 sore, sebab kami sering bermain dijalan, mandi disungai Kampung kilang, terkadang kami juga suka mencuru jambu, pepaya, Nenas dan buah2an lainnya yang ada di tepi jalan menuju kampung. Pernah Suatu ketika teman saya yang wanita yang bernama Nurliana mencuru Nenasnya mas Ibat yang berkebun di tanahlapang disebabkan kami mencuri nenas tersebut anjing kepunyaan nya mas Ibat mengajarkami dan kami lari tunggang langgang, sejak itulah kami ketika melewati rumah mas ibat tersebut selalu berhati2 bahkan angsanyapun mau mengejarkami...rasa takut juga muncul bagiku sebab anjing merupakan Binatang yang menakutkan bagikiu waktu itu.

by M. Abdullah Amin Hasibuan



Minggu, 24 November 2013

koleksi fotoku

Inilah aku

Istriku dan anakku
Istriku bernama Nur'aini boru sunda gadis sederhana yang cantik jelita, anakku bernama Muhammad Arief El-Fikri Hasibua Lahir Tanggal 18 Juli 2011, sekarang ber usia 2 Tahun 4 Bulan.

di Majid Istiqlal 

bersama adinda Saddam Husein Hasibuan bekerja di Angkasa Pura Bandara Kuala namu Medan

iseng sambil Olah Raga Pagi

olahraga di Bawah gunung Cermai, kuningan jawa barat

Situ Gintung Ciputat Tangerang selatan

Cigugur kuningan jawa barat






PROFIL DUSUN HUTABARU DESA BATU TUNGGAL

PROFIL DAN SEJARAH HUTABARU
Oleh: Muhammad Abdullah Amin Hasibuan, MA

Dusun hutabaru desa Batutunggal kecamatan Na. IX-X kabupaten Labuhanbatu Utara merupakan kampung bukaan dari raja huta baru yang bernama Raja Sati yang bermarga Sipahutar, dusun ini dalam sejarahnya merupakan dusun termuda yang ada di wilayah Kecamatan Na.IX-X, yang berbatasan dengan dusun Rimbaya, dusun Hutapadang, desa Pematang..dan daerah Padang Laut kecamatan Bilah barat Labuhanbatu.

Menurut ayah Penulis Abuyaman Hasibuan (Kh. Muhammad Sadzali) dalam sejarahnya dusun ini merupakan bagian dari kerajaan-kerajaan kecil pada jaman dahulu yang tunduk pada kesultanan Panai yang berkuasa di daerah Negeri lama yang merupakan kerajaan termuda pada saat itu yang masuk dalam kecamatan Na.IX-X yang bermakna Sembilan kearah Aekburu dan Sepuluh kearah aek Kotabatu, yang semuanya itu meruapakan raja kecil yang tunduk pada kesultanan Panai yang ada di negeri lama.

Menurut beliau Raja Kecil yang sembilan kearah aek buru itu meliputi Kerajaan Batu Tunggal, Kerajaan Rimbaya Padang, Kerajaan Aek Kopong, kerajaan Masihi, Kerajaan Padang Nabidang, Kerajaan Napompar, kerajaan Si ria-ria dan kerajaan Sopolongat serta kerajaan terakhir yaitu kerajaan Hutabaru, sedangkan kearah aek kotabatu tidak disebutkan oleh Beliau.

Hutabaru merupakan Raja yang bermarga Sipahutar yang datang dari Tapanuli Utara yaitu dari daerah Batu mardidnding. dalam sejarahnya datanglah 3 orang bersaudara yang bermarga sipahutar ingin membuka hutan di daerah Labuhanbatu, saat ketika itu mereka datang ke kerajaan Rimbaya Padang, karena baik dan rajinnya salah seorang dari ketiga pemuda tersebut yang bernama Raja sati Sipahutar maka Raja Rimbaya Padang memberikan anaknya untuk dipersunting oleh pemuda tersebut sehingga mereka dinikahkan lalu diberikan wilayah hulu Kerajaan Rimbaya Padang untuk membuka kampung disana maka kampung tersebut dinamakan hutabaru, sampai saat ini tidak berubah namanya.

Pada jaman Kolonial Belanda, disebabkan Sultan panai Takluk kepada belanda, maka kerajaan Hutabaru juga takluk kepada Kolonial Belanda sehingga saat ketika itu masyarakat hutabaru bila kedatangan belanda disuruh ini disuruh itu, bahkan menurut oppung saya Hj, Norma sipahutar, jika belanda datang ke daerah tersebut para pemuda selalu diperintahkan untuk meladeni pada penjajah belanda termasuk para pemudanya, dimana menurut oppung penulis bahwa anak muda Huta baru pernah disuruh oleh pemimpin belanda agar dirinya digendong secara bergantian oleh tentara belanda menuju kerajaan aek kopong yang berjarak lebih kurang 4Km,..secara bergantian.

Pada jaman pemberontakan kerajaan hutabaru pernah menjadi sarang pemberontak sehingga para penduduk semuanya berangkat kehutan didaerah aek momang kehulu, dan menurut para tetua di kampung hutabaru Kolonel Simbolon Pernah singgah di dusun Hutabaru untuk beristirahat dan mencetak uang disalah bawah(kolong) salah satu rumah yaitu Rumah tinggi yaitu rumah Riduan Hasibuan. karena sulitnya kehidupan saat ketika itu pernah penduduk pada masa itu tidak punya kain atau pakaian sebab punya uangpun tidak ada barang yang mau dibeli, sehingga penduduk membuat pakain dari getah karet dan karung beras. yang menyedihkan menurut oppung saya norma sipahutar pakaian getah tersebut lengket di dalam tubuh. bisakah kita bayangkan bila kita berpakian yang terbuat dari getah karet....bauu.... dan pada jaman ini jugalah banyak penduduk yang pindah kedaerah lain meliputi terang bulan, ke daerah pematang dan wilayah lain di sekitar hutan.

Seiring dengan tertangkapnya kolonel simbolon oleh tentara pusat maka pendudukpun kembali ke kampung huta baru yang hanya berjumlah sekitar 7 kepala keluarga dan kembali membenahi kampung yang sudah porak poranda oleh tentara pemberontak, termasuk keturunan Raja kampung Hutabaru dan Oppung saya Makmur Hasibuan yang selanjutnya menikah dengan Gadis kampung Hj. Norma Sipahutar.

Setelah Republik Indonesia aman dari pemberontak maka kampung hutabarupun kembali membangun kampung tapi tidak lagi tunduk kepada raja melainkan raja dijadikan menjadi kepala dusun sehingga penduduk kembali bekerja dengan merdeka membuka hutan ke hulu yaitu daerah pasir tinggi, Tor siparudan dan Tor sihuhang..yang merupakan daerah disekitar kampung.

Seiring dengan pembangunan Repelita yang di gagas oleh presiden Soeharta maka hutabaru pun aman dan damai, penduduknyapun bisa membuka hutan, anak2 sekolah. walaupun hutabaru saat itu tidak punya sekolah tetapi mereka rela dengan ikhlas jalan kaki ke kampung rimbaya untuk bersekolah..seperti film laskar pelangi aja..wkwkwkwkwkwkw, termasuk ayah saya Abu yaman hasibuan kecil dan Anwar hasibuan Kecil sekolah Rakyat di Rimbaya tepatnya di hulu kampung rimbaya saat ini yaitu di belokan tanjakan kecil arah ke dusun Hutabaru disitulah dulu sekolah Rakyat tempat ayah dan abangnya sekolah semua orang sekolah disana datang dari penjuru hutan yang ada disekitar kampung tersebut. ayah saya dan uak saya sekolah disana sampai kelas 2 SR dan disebabkan tidak adanya guru maka mereka diangkat oleh masyarakat jadi guru disana. Luarrr biasa kelas 2 sd bisa jadi guru.

seiring dengan kemajuan jaman banyaklah masyarakat yang berdatangan ke hutabaru termasuk salah satunya adalah Sahidin Pohan (Si Buntung) Mantan Preman Aek Bilah yang orangtuanya pernah dahulu datang kehuta baru tetapi mereka pindah kembali ke daerah Gg Sado Rantau Prapat, Insyaf dan datang kembali ke hutabaru untuk membuka hutan,. menurut Kepala dusun saat itu pangeran Sipahutar bahwa beliau pernah bersekolah di Medan dan tamat SMA, selanjutnya sahidin pohan pun diminta oleh masyarakat untuk mengajar di dusun hutabaru dengan membuka SD swasta mengingat jarak yang jauh yang setiap hari harus dilalalui oleh anak2 kampung untuk bersekolah ke SDN yang ada di rimbaya. dengan gaji berupa 2 kaleng padi sat tahun per siswa bila penduduk panen.

Setelah diadakan musyawarah maka sekolahpun didirikan dengan berdindingkan Tepas (kulit kayu bargot) beratapkan Ilalang bermejakan Sombiran (Tepi Balok Pembuatan Papan) maka jadilah SD Swasta Hutabaru. yang saat itu merupakan harapan dan cikal bakal tempat penempahan generasi kampung yang ingin bersekolah, termasuk Ir. Ahmad Syukur Hasibuan salah satu siswanya sekarang bekerja di PMPN mandiri di Wilayah Aceh sebagai fasilitator Kabupaten.

Pernah suatu ketika masyakat hutabaru meminta untuk dibangun SD Negeri di dusun Hutabaru yang diusulkan oleh Kepala Dusun Pangeran sipahutar kepada kepala desa yang saat itu bernama Porang Dalimunthe dan hal itu ditanggapi sehingga dinas pendidikan dan kebudayaanpun mengabulkan permintaan tersebut, namun disebabkan birokrasi yang nyeleneh pemimpin saat itu mengalihkan SDN negeri tersebut kedaerah lain di wilayah Kecamatan Na. IX-X, masyarakat hutabaru yang tidak punya kekuatan apa apa hanya bisa diam dan membisu pasrah akibat kejoliman pemimpin ketika itu. lihatlah disalah satu kampung di daerah Aek kotabatu ada namanya SDN nomor .....Hutabaru...miris melihatnya.

Seiring dengan itu walaupun masyarakat kampung hutabaru tidak pernah putus asa anak-anak tetap sekolah walaupun sekolah beratapkan Ilalang dan berdindingkan Tepas tetaplah mereka sekolah yang walaupun menammatkannya tetap harus ke SDN no 117863 Rimbaya kelas 5 dan 6 nya disebabkan ketiadaan guru hanya Pak Sahidin Pohan lah yang menjadi gurunya disana yang mengajar kelas 1 s/d 4..(semoga jasa2mu menjadi amal kebaikan bagimu dimata Allah yang pernah mencerdaskan anak bangsa, alfatihah untuk beliau...) termasuk penulis pernah belajar kepada beliau sampai kelas 2 SD.

Perjuanganpun terus berlanjut dengan membangun dua lokal yang permanen yang merupakan hasil gotong royong masyakat sehingga terbangunlah dua lokal permanen sebagai sekolah SD swasta dan mulailah siswa bisa belajar dengan tenang walapun tetap harus 2 kelas satu ruangan dengan menambah 1 guru lagi yaitu barani Ritonga yang datang dari Lubuk Nor-nor, meskipun harus kelas 6 nya tetap harus ke SDN 117863 Rimbaya.

Seiring dengan pesatnya perkembangan penduduk di Hutabaru maka masyarakat kembali bermusyawarah maka oleh Prakarsa masyarakat SD Swasta harapan hutabaru pun diganti dengan MIS guna harapannya agar ada kelas 6 disana MIS ini tidak sempat berlangsung lama sebab tetap sama dengan yang sebelumnya tetap harus bersandar pada salah satu sekolah negeri dan saat itu MIS tersebut Filial ke MIN Babussalam kecamatan Marbau meskipun hanya ujian UN nya saja yang kesana.

Selanjutnya MIS inipun dipindahkan Filialnya ke MIN MHB Syukrina desa Pematang, disebabkan MIN MHB Syukrina yang ada di desa Pematang hanya sedikit muridnya maka guru-gurunya dialihkan ke MIS Hutabaru yang saat ini pindah ke Tanah lapang, sampai saat ini proses belajar mengajar sudah berjalan lebih baik terlebih gurunya sudah ada yang dikirim sebagai Pegawai negeri yang bertugas di MIN MHB Syukrina desa Pematang. namun yang menjadi pertanyaan sampai kapankah ini sanggup bertahan sebab MIN MHB Sykrina adalah milik desa Pematang bukan milik Desa batu Tunggal. semoga ada jalan keluarnya demi pembangunan Hutabaru ke depan.

Disisi lain perjuangan terus berlanjut berupa pembangunan  Disbun yang di kordinatori oleh Ir Paruhuman Daulay sehingga saat itu masyarakat mendapatkan bantuan berupa bibit karet kawinan berikut dengan pemeliharaannya dan alhamdulilah memberi bekas tersendiri bagi masyarakat yang mendapat batuan dari disbun tersebut.
'
sedangkan Transfortasi ke kampung Hutabaru baru bisa dilalui roda 4 saat ketika datangnya pengusaha yang bernama Buntek dan itupun melalui jalur padang laut, kemudian dilanjutkan oleh pengusaha yang bernama Ramin bekerja di Dinas bina marga Pemkab labuhanbatu yang membuka Hutan di daerah Torsihuhang dengan membeli Tanah penduduk setempat maka beliau mulai membuka jalan Tikus dengan membawa Doser atau Beko kesana sehingga Roda 4 yang gerdang 2 bisa masuk ke dusun Hutabaru.

Di bidang keagamaan dusun Hutabaru Memiliki 1 masjid yang cantik dan 1 musholla yang merupakan sumbangan masyarakat hutabaru itu sendiri, kegiatan GEMMAR (Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji) ada didalamnya yang merupakan pengajian yang dibuat oleh Abu Yaman Hasibuan (Khalifah Muhammad Sadzali hasibuan) yang memiliki Pengajian Tradisional dirumahnya dan memindahkannya ke mesjid al-Ihsan, mesjid pertama di kampung Hutabaru.

Masyarakat Hutabaru juga sering mengadakan Persulukan berupa tarikat Naqsabandiyah untuk lebih mendekatkan diri kepada sang maha pencipta yang merupakan warisan dari Khalifah Ahmad Nuhi Hasibuan (Makmur Hasibuan/kakek Penulis) yang sampai saat ini terus berjalan dengan baik yang selanjutnya di wariskan kepada anaknya H. Anwar hasibuan dan Abu Yaman Hasibuan yang sampai tulisan ini dibuat tetap berjalan berupa kegiatan suluk 10 hari dan tawajuh setiap malam selasa yang di wiridkan bersama sama dengan pindah dari kampung yang satu kekampung yang lain, adapun kampung yang ikut dalam Kelompok perkauman tersebut adalah hutabaru, Padang nabidang, Si ria-ria, Napompar, Rimbaya dan Gunung Barani serta Sopolongat. semoga Kelompok perkauman ini tetap berjalan sebagai dakwah di tengah-tengah masyarakat.

Seiring dengan Geliatnya pembangunan maka ada beberapa anak muda Hutabaru yang merupakan hasil dari didikan Guru SD Swasta harapan Hutabaru berlanjut melakukan pendidikan di kota medan bersepakat untuk membangun hutabaru dari segala sisi kehidupan Yaitu Ismail Efendi hasibuan, Muhammad Ali Hasibuan, Muhammad Yusuf Hasibuan, dan Penulis Sendiri bahu membahu memberi informasi dan motifasi kepada seluruh penduduk Hutabaru untuk tetap bersekolah dan berlanjut keperguruan tinggi negeri, maka sejak itulah mulai dikawal pembangunan dusun Hutabaru.

Setelah Tamat dari perguruan tinggi ada yang menjadi Birokrat ada yang bergelut di bidang dakwah adapula sebagai Politiukus, sehingga pengawalan terus berlanjut maka disetiap kesempatan selalu disampaian untuk mengarahkan Pembangunan ke kampung Hutabaru, dan al-hamdulillah saat ini dibukalah jalan jalur Desa batu Tunggal dari Dusun Hutabaru Menuju desa pematang,..semoga masyakat Hutabaru bisa menikmatinya..

Profil dan sejarah ini merupakan hasil cerita orangtua, nenek Penulis kepada penulis, semoga bermanfaat..dan kita lihat geliat pembangunan selanjutnya.....

Bagi generasi Hutabaru sing-singkan lenganmu kembangkan sayapmu jadilah orang terbaik dimanapun kamu berada dan tetaplah berusaha membangun Hutabaru Indah Tercintaaaaaaaaa.

Jumat, 22 November 2013

LAKI-LAKI YANG DI TARIK WANITA KE NERAKA



LAKI-LAKI YANG DI TARIK WANITA KE NERAKA
==================================

Diakhirat nanti ada 4 golongan laki-laki yang akan ditarik wanita masuk ke dalam neraka, lelaki itu adalah mereka yang tidak memberikan hak kepada wanita dan tidak menjaga amanah. Mereka ialah :

1. Ayahnya
Adalah seseorang ayah yang tidak memperdulikan anak-anak perempuannya ketika didunia dan tidak memberikan segala keperluan agama seperti mengajar sholat, mengaji dan sebagainya, serta membiarkan anak-anak perempuannya tidak menutupi auratnya.

2. Suaminya
Apabila sang suami tidak memperdulikan tindak tanduk isterinya yang bergaul bebas didunia, memperhiaskan diri bukan untuk suami tapi untuk pandangan kaum lelaki yang bukan mahramnya. Apabila suami berdiam diri walaupun ia seorang yang alim dimana sholatnya tidak pernah lalai maka ia akan turut ditarik oleh isterinya bersama-sama ke dalam neraka.

3. Abang-abangnya
Apabila ayahnya sudah tiada, maka tanggung jawab menjaga maruah wanita jatuh kepada abang-abangnya dan saudara lelakinya, jika abang-abangnya hanya mementingkan keluarganya saja, sementara adik-adiknya dibiarkan melenceng dari Syari’at Islam, maka adiknya kelak akan meminta pertanggung jawaban abang-abangnya diakhirat.

4. Anak-anak lelakinya
Apabila seorang anak tidak menasihati seorang ibu perihal kelakuan yang haram dalam Syari’at Islam, serta bila ibu itu membuat kemungkaran, mengumpat, memfitnah, mengata-ngatai dan sebagainya yang bertentangan dalam Syari’at Islam, maka anak itu akan ditanya dan diminta pertanggung jawabannya akan kelakuan ibunya itu.

Itulah beberapa rincian dahsyatnya tarikan wanita kepada kita laki-laki, bukan saja hanya didunia ini melainkan diakhirat kelak kita pun akan dimintai pertanggung jawaban dari apa yang telah mereka lakukan. Hendaknya kita kaum laki-laki yang berposisi sebagai (ayah,suami,abang ataupun anak) haruslah berperan penting dalam mengajak mereka ke yang Ma’ruf. Begitu pula sebaliknya kepada wanita, telah tahu bahwa amanah yang diemban laki-laki itu sangatlah berat, hendaklah peringankan beban mereka.

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia, jin dan batu-batuan, yang dijaga oleh para malaikat yang keras dan kuat, yang tidak pernah membantah kepada Allah tentang perintah-Nya, yang patuh mengerjakan perintah.” (QS. At-Tahrim : 6).

SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA



SEJARAH PERKEMBANGAN
AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA
Oleh: M. Abdullah Amin Hasibuan, MA

A. Pendahuluan
Seiring dengan meningkatnya rasa keberagamaan (religiusitas) masyarakat Muslim menjalankan syariah Islam dalam kehidupan sosial-ekonomi, semakin banyak institusi bisnis Islami yang menjalankan kegiatan operasional dan usahanya berlandaskan prinsip syariah. Untuk mengelola institusi Islami ini diperlukan pencatata transaksi dan pelaporan keuangan. Pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan dengan karakteristik tertentu yang sesuai dengan syariah. [1]
Pencatatan transaksi dan pelaporan keuangan yang diterapkan pada institusi bisnis Islami inilah yang kemudian berkembang menjadi akuntansi syariah. Akuntansi syariah (shari’a accounting) menurut Karim merupakan bidang baru dalam studi akuntansi yang dikembangkan berlandaskan nilai-nilai, etika dan syariah Islam, oleh karenanya dikenal juga sebagai akuntansi Islam (Islamic Accounting).[2]
Perkembangan akuntansi sebagai salah satu cabang ilmu sosial telah mengalami pergeseran nilai yang sangat mendasar dan berarti, terutama mengenai kerangka teori yang mendasari dituntur mengikuti perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Karim mengemukakan bahwa selama ini yang digunakan sebagai dasar kontruksi teori akuntansi lahir dari konteks budaya dan idiologi.
Demikian halnya dengan kontruksi akuntansi konvensional menjadi akuntansi Islam (syariah) yang lahir dari nilai-nilai budaya masyarakat dan ajaran syariah Islam yang dipraktikan dalam kehidupan sosial-ekonomi. Akuntansi syariah dapat dipandang sebagai kontruksi sosial masyarakat Islam guna menerapkan ekonomi Islam dalam kegiatan ekonomi. Akuntansi syariah merupakan sub-sistem dari system ekonomi dan keuangan Islam, digunakan sebagai instrument pendukung penerapan nilai-nilai Islami dalam ranah akuntansi, fungsi utamanya adalah sebagai alat manajemen menyediakan informasi kepada pihak internal dan eksternal organisasi .[3]

B. Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah di Indonesia
Akuntansi pertama kali dikenal di Indonesia sekitar tahun 1960 an, sementara akuntansi konvensional yang kita pahami dari berbagai literature menyebutkan bahwa akuntansi pertama kali berkembang di Italia dan dikembangkan oleh Lucas Pacioli (1494). Pemahaman ini sudah mendarah daging pada masyarakat akuntan kita. Olehnya itu, ketika banyak ahli yang mengemukakan pendapat bahwa akuntansi sebenarnya telah berkembang jauh sebelumnya dan di mulai di arab, akan sulit diterima oleh masyrakat akuntan. Namun pada tulisan ini kita tidak akan membahas mengenai hal tersebut karena telah dibahas pada pembahasan sebelumnya.
Pada tulisan ini penulis akan sedikit bercerita mengenai proses perkembangan akuntansi syariah di Indonesia yang di dapatkan dari berbagai referensi. Perkembangan akuntansi syariah beberapa tahun terakhir sangat meningkat ini di tandai dengan seringnya kita menemukan seminar, workshop, diskusi dan berbagai pelatihan yang membahas berbagai kegiatan ekonomi dan akuntansi Islam, mulai dari perbankan, asuransi, pegadaian, sampai pada bidang pendidikan semua berlabel syariah.
Namun dokumen tertulis yang menyiratkan dan mencermikan proses perjuangan perkembangan akuntansi syariah masih sangat terbatas jumlahnya. Demikian pula dengan sejarah perkembangan akuntansi syariah di Indonesia. Kekurang tertarikan banyak orang terkait masalah ini, baik sebagai bagian dari kehidupan penelitian maupun sebagai sebuah ilmu pengetahuan menjadikan sejarah akuntansi syariah masih sangat minim di temukan.

C. Bank syariah sebagai landasan awal perkembangan akuntansi syariah.
Perkembangan akuntansi syariah di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari proses pendirian Bank Syariah. Pendirian Bank Muamalat Indonesia (BMI) merupakan landasan awal diterapkannya ajaran Islam menjadi pedoman bermuamalah.[4] Pendirian ini dimulai dengan serangkaian proses perjuangan sekelompok masyarakat dan para pemikir Islam dalam upaya mengajak masyarakat Indonesia bermuamalah yang sesuai dengan ajaran agama. Kelompok ini diprakarsai oleh beberapa orang tokoh Islam, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pada waktu itu, sekitar tahun 1990.[5]
Setelah didirikannya bank syariah, terdapat keganjilan ketika bank membuat laporan keuangan. Dimana pada waktu itu proses akuntansi belumlah mengacu pada akuntansi yang dilandasi syariah Islam. Maka selanjutnya munculah kebutuhan akan akuntansi syariah Islam. Dan dalam proses kemunculannya tersebut juga mengalami proses panjang.
Berdirinya bank syariah tentunya membutuhkan seperangkat aturan yang tidak terpisahkan, antara lain, yaitu peraturan perbankan, kebutuhan pengawasan, auditing, kebutuhan pemahaman terhadap produk-produk syariah dan Iain-Iain. Dengan demikian banyak peneliti yang meyakini bahwa kemunculan kebutuhan, pengembangan teori dan praktik akuntansi syariah adalah karena berdirinya bank syariah. Pendirian bank syariah adalah merupakan salah satu bentuk implementasi ekonomi Islam.
Dengan demikian, berdasarkan data dokumen, dapat diinterpretasikan bahwa keberadaan sejarah pemikiran tentang akuntansi syariah adalah setelah adanya standar akuntansi perbankan syariah, setelah terbentuknya pemahaman yang lebih konkrit tentang apa dan bagaimana akuntansi syariah, dan terbentuknya lembaga-lembaga yang berkonsentrasi pada akuntansi syariah. jadi secara historis, sejak tahun 2002 barulah muncul ide pemikiran dan keberadaan akuntansi syariah, baik secara pengetahuan umum maupun secara teknis. Sebagai catatan, IAI baru membentuk Komite Akuntansi Syariah di Indonesia.

D. Akuntansi di Kalangan Bangsa Arab Sebelum Islam
Dari studi sejarah peradaban arab, tampak sekali betapa besarnya perhatian bangsa arab pada akuntansi. Hal ini terlihat pada usaha tiap pedagang arab untuk mngetahi dan menghitung barang dagangannya, sejak mulai berangkat sampai pulang kembali. Hitungan ini dilakukan untuk mengetahui perubahan pada keuangannya.
Setelah berkembangnya negeri, bertambahnya kabilah-kabilah, masuknya imigran-imigran dari negri tetangga, dan berkembangnya perdaganan serta timbulnya usaha-usahainterven si perdagangan, semakin kuatlah perhatian bangsa arab terhadap pembukuan dagang untuk menjelaskan utang piutang. Orang-orang yahudipun (pada waktu itu) sudah biasa menyimpan daftar-daftar (faktur) dagang. Semua telah nampak jelas dalam sejarah peradaban bangsa arab. Jadi, konsep akuntansi dikalangan bangsa arab pada waktu itu dapat dilihat pada pembukuan yang berdasarkan metode penjumlahan statistik yang sesuai dengan aturan-aturan penjumlahan dan pengurangan.Untuk mengerjakan pembukuan ini, ada yang dikerjakan oleh pedagang sendiri dan ada juga yang menyewa akuntan khusus. Pada waktu itu seorang akuntan disebut sebagai katibul amwal (pencatat keuangan) atau penanggung jawab keuangan.
1.    Konsep akuntansi pada awal munculnya Islam
Setelah munculnya islam di semenanjung arab dibawah kepemimpinan Rasulullah saw, serta telah terbentuknya daulah islamiyah di madinah, mulailah perhatian Rasulullah untuk membersihkan muamalah maaliah (keuangan) dari unsur-unsur riba dan dari segala bentuk penipuan, pembodohan,perjudian, pemerasan, monopoli, dan segala usaha pengambilan harta orang lain secara batil. Bahkan Rasulullah lebih menekankan pada pencatatan keuangan. Rasulullah mendidik secara khusus beberapa orang sahabat untuk menangani profesi ini dan mereka diberi sebutan khusus, yaitu hafazhatul amwal (pengawas keuangan).
Diantara bukti seriusnya persoalan ini adalah dengan diturunkannya ayat terpanjang didalam Al-Qur'an, yaitu surah al-Baqarah ayat 282. [6]Ayat ini menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan (Kitabah), dasar-dasarnya dan manfaat-manfaatnya, seperti yang diterangkan oleh oleh kaidah-kaidah hukum yang harus dipedomani dalam hal ini. Para sahabat Rasul dan pemimpin umat islam juga menaruh perhatian yang tinggi terhadap pembukuan (akuntansi) ini, sebagai mana yang terdapat dalam sejarah khulafaur-rasyidin. Adapun tujuan pembukuan bagi mereka di waktu itu adalah untuk menetahui utang-utang dan piutag serta keterangan perputaran uang, seperti pemasukan dan pegeluaran. Juga, difungsikan untk merinci dan menghitung keuntungan dan kerugian, serta untuk menghitung harta keseluruhan untuk menentukan kadar zakat yang harus dikeluarkan oleh masing-masing individu.Diantara undang-undang akuntansi yang telah diterapkan pada waktu itu ialah undang-undang akuntansi untuk perorangan, perserikatan, akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijir), dan anggaran negara. Dengan melihat sejarah peradaban islam diatas, jelaslah bahwa ulama-ulama fiqih telah mengkhususkan masalah keuangan ini kedalam pembahasan khusus yang meliputi kaidah-kaidah, hukum-hukum, dan prosedur-prosedur yang harus di ikuti.
2.    Akuntansi Setelah Runtuhnya Khilafah Islamiyah
Runtuhnya Khilafah Islamiyah serta tidak adanya perhatian dari pemimpin-pemimpin islam untuk mensosialisasikan hukum islam, serta dengan dujajahnya kebanyakan nagara islam oleh negara-negara eropa, telah menimbulkan perubahan yang sangat mendasardisemua segi kehidupan ummat islam, termasuk di bidang muamalah keuangan.Pada fase ini perkembangan akuntansi didominasi oleh pikiran pikiran barat. Para muslim pun mulai menggunakan sistem akuntansi yang dikembangkan oleh barat. Untuk mengetahui bagai mana perkembangan akuntansi pada fase ini, mungkin dapat membaca pada buku-buku teori akuntansi
3. Kebangkitan Baru dalam Akuntansi Islam
Kebangkitan islam baru telah menjangkau bidang muamalah secara umum, dan bidang-bidang finansial, serta lembaga-lembaga keuangan secara khusus. sekelompok pakar akuntansi muslim telah mengadakan riset dan studi-studi ilmiah tentang akuntansi menurut islam. [7]Perhatian mereka lebih terkonsentrasi pada beberapa bidang, yaitu bidang riset, pembukuan, seminar atau konverensi, pengajaran dilembaga-lembaga keilmuan dan perguruan tinggi, serta aspek implementasi pragmatis. Berikut ini adalah sebagian dari usaha awal di masing-masing bidang:
1.    Kebangkitan akuntansi islam dalam bidang riset.
2.    Kebangkitan akuntansi islam dalam bidang pembukuan.
3.    Kebangkitan akuntansi islam di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.
4.    Kebangkitan akuntansi islam dalam aspek implementasi
























PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Perkembangan akuntansi syariah di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari proses pendirian Bank Syariah. Pendirian Bank Muamalat Indonesia (BMI) merupakan landasan awal diterapkannya ajaran Islam menjadi pedoman bermuamalah. Pendirian ini dimulai dengan serangkaian proses perjuangan sekelompok masyarakat dan para pemikir Islam dalam upaya mengajak masyarakat Indonesia bermuamalah yang sesuai dengan ajaran agama. Kelompok ini diprakarsai oleh beberapa orang tokoh Islam, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pada waktu itu, sekitar tahun 1990.
B.  SARAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis menyarankan sebagai berikut:
1.    Untuk meningkatkan meningkatkan pengetahuan tentang Akuntansi Syariah diharapkan banyaknya sumber rujukan sehingga berbagai pendapat rujukan tersebut dapat disajikan secara komfrehensip.
2.    Untuk mahasiswa PPS IAIN-SU, diharapkan mampu menggali sumber asli tentang Akuntansi Syariah tersebut, baik yang berdasarkan kitab-kitab kuning maupun kitab terjemahan sebab sumber asli merupakan informasi yang paling akurat.
3.    Perlu lebih ditingkatkan upaya sosialisasi yang intensif baik melalui media interpersonal (kyai/ulama), media eloktronik maupun media cetak. Upaya ini di harapkan akan memberikan gambaran yang jelas tentang Ekonomi islam yang sesungguhnya khususny Akuntansi Syariah.









DAFTAR PUSTAKA
Al-Quranul Karim
Antonio, Muhammad Syafii, Bank Syariah Teori dan Praktek, Jakarta:
Gema Insani Press, 2002
Harahap, Sofyan Safri, Akuntansi Syariah, Jakarta: Pustaka quantum,
2004.
Zuhri, M. Syaifuddun, Pemikiran Adi Warman karim Tentang Mekanisme
Pasar, (Surakarta: Skripsi Pada JurusanSyariah Universitas
Muhammadiyah Surakart, 2010

.




[1] Lihat dalam Sofyan safri Harahap, Akuntansi Syaraiah, (Jakarta: Pustaka quantum, 2004), h. 23.

[2] Lihat dalam M. Syaifuddun Zuhri, Pemikiran Adi Warman karim Tentang Mekanisme Pasar, (Surakarta: Skripsi Pada JurusanSyariah Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2010), h. 16.
[3] Lihat dalam Sofyan safri Harahap, Akuntansi Syaraiah..................................h. 45.
[4] Ibid

[5] Lihat dalam Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Teori dan Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002) h.101.
[6] Lihat dalam Sofyan safri Harahap, Akuntansi Syaraiah..................................h. 55..

[7] Lihat dalam Muhammad Syafii Antonio, .........................................................................h.123.