Mengapa
AYAH layak dijadikan Kandidat Pahlawan
Ini adalah kisah seorang ayah disebuah dusun di kaki
bukit barisan yang hidupnya penuh dengan perjuangan, kesabaran, ketabahan dan
ketawadu’an, ia bernama Abu Yaman
Hasibuan, seorang petani religius yang mengkuliahkan anaknya sampai perguruan
tinggi.
MASA KANAK-KAN
Menurut
penuturan nenek bahwa ayah adalah anak yang patuh dan taat kepada kedua orang
tuanya, jujur, dan selalu mengerjakan shalat lima waktu, tidak pernah sekalipun
berbeda pendapat dengan abangnya, dan senantiasa melakukan apa yang
diperintahkan orangtua dan abangnya, sampai mereka sekarang sudah-sama-sama tua
tetap saja masih seperti itu.
Pendidikan ayah
hanya sekolah Rakyat (SR) itupun hanya sampai kelas III, tapi walaupun demikian
ia sempat jadi guru di almamaternya itu. Ia berhenti disebabkan keadaan ekonomi
orang tuanya yang harus memberi makan mereka 9 bersaudara, sehingga ayah
memutuskan untuk berhenti sekolah dan membantu orang tua bertani (membuka
hutan), mencari hasil hutan guna untuk dijual ke kota.
MASA REMAJA
Di kisahkan oleh
ibu bahwa masa remaja ayah tidak terlalu berbeda dengan remaja seusianya pada
saat itu, bahwa ayah juga sempat memiliki pacar 3 sampai 5 orang. Tapi ada satu
hal yang harus diberikan apresiasi kepadanya walaupun ia sudah memiliki pacar
ia tetap patuh pada kedua orangtuanya yang ingin menjodohkan salah satu dari
anaknya yang laki-laki untuk mengambil paribannya (adat batak). Nenek punya 6
anak laki-laki tapi satu meninggal dunia sehingga hanya 5 yang hidup sampai sekarang, dari ke 5
anak laki-laki nenek hanya ayahlah yang bersedia mau mengambil paribannya (Ibu
saya sekarang), padahal ayah punya banyak pacar saat itu.
MASA DEWASA
Setelah
ayah menikah dengan ibu saya yang dijodohkan oleh kedua orangtua, maka ayah
segera dipindahkan dari rumah nenek sehingga ayah membuat rumah sendiri.
Al-kisah perjuangan itu disinilah mulai berawal, dengan hanya memanfaatkan
tanah hutan disekitar kampung ayah berjuang menghidupi kami dan ibu, ayah
berjuang untuk menyekolahkan kami sampai perguruan tinggi, adik saya paling
kecil semester akhir, diatasnya baru tamat kuliah dan dibawah saya sudah
bekerja disebuah sekolah bersama suaminya bahkan saya sampai S2 itu semua merupakan buah dari
kerja keras ayah sang pahlawan kami.
Ayah bekerja
sebagai seorang petani, ia awali karirnya dengan membuka hutan disekitar
kampong untuk ditanami padi dan karet, dengan hanya bermodalkan tenaga ayah
membuka semampunya. Sampai karet itu berumur 7 tahun barulah karetnya bisa
disadap, dari hasil keringatnya tersebut ayah hanya punya 3 hektar lahan karet
kampong yang dalam seminggu hanya menghasilkan lebih kurang Rp.500.000, itulah
semuanya untuk keperluan sehari-hari, belanja sekolah dan kuliah kami di Rantau
orang, ayah tidak pernah berhenti bekerja, tiap hari ia pergi menyadap karet
tanpa berhenti seharipun kecuali ada kemalangan dan acara pesta. Dengan penuh
rasa tanggung jawab yang besar itu ia lakukan dengan harapan semoga anak-anakku
kelak tidak seperti aku yang hanya seorang petani yang setiap pagi harus pergi
keladang, disampng itu ayah adalah orang yang paling aktif shalat di masjid,
sehingga ayah sering dipanggil malim kampung di kampung saya bahkan tidak
sedikit yang sering memanggilnya pak haji jika baru pertama jumpa, padahal ayah
belum pernah naik haji. Pada malam hari ia mengajar mengaji di rumah tanpa dikutip
biaya, itu ia lakukan semenjak saya SD sampai sekarang saya sudah tamat S2 ayah
tetap mengajar ngaji dirumah setelah isya, itu ia lakukan dengan tulus dan
ikhlas demi mencerdaskan anak-anak dikampung. Ia juga mengikuti pengajian
tasauf di daerah kami itu sebulan sekali meneruskan tradisi yang diwariskan
oleh kakek kami yang telah meninggal dunia.
Ayah adalah sosok
yang ikhlas, sabar, pejuang sejati, bahkan banyak orang kampung yang memberi
acungan jempol baginya karena kesederhanaanya, perjuangan hidupnya dan
manfaatnya bagi masyarakat. Seorang pekerja keras yang tak kenal lelah demi
untuk membahagiakan kami, bermanfaat bagi agama dan masyarakat sekitarnya.
Dari latar belakang
di atas dan kehidupan ayah yang saya lihat dan kami rasakan menurut saya wajar
kalau ia kami anggap sebagai pahlawan bahkan M150
Hero.....................semoga…..?
M.ABDULLAH
AMIN HASIBUAN. HP. 081375281183
Biodata
Peserta M150 Mencari Pahlawan Anda Bisa
Pengirim:
Nama : Muhammad Abdullah
Amin Hasibuan
No
HP : 081375281183
Alamat Jl. Madio Utomo Gg.
Ikhlas No.3, Medan
No
KTP :
1271183011810008
Kandidat
Pahlawan : Abu Yaman Hasibuan
HP : -
Alamat : Dusun Huta Baru desa
batu Tunggal Kecamatan Na. IX-X
Labuhan Batu
No KTP : 0207033112550023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar