BAB
II
KURIKULUM
GEMMAR MENGAJI
A.
STANDAR ISI KURIKULUM
Kurikulum yang
diberikan dikategorikan kepada:
a.
Tingkat
Dasar
1.
Pengenalan Huruf atau Suku Kata
Pengertian
Huruf adalah dapat menyebutkan dan mengenal huruf Hijaiyah sedangkan Suku kata
artinya bunyi atau urutan bunyi yang mempunyai satu puncak kelantangan.
Kelantangan bermaksud nilai yang lebih ketara, nyaring, panjang berbanding
nilai yang terkandung dalam bunyi yang lain.
2.
Pengenalan Baris
Pengenalan huruf hijaiyah dalam hal ini Pengenalan baris meliputi fathah.Pengenalan bunyi huruf sukun sampai dengan, Pengenalan huruf yang hampir sama makhrajnya,
Pengenalan huruf sambung, Pengenalan tanda baca fathah panjang / berdiri
Pengenalan dengan alif, Pengenalan fathah
berdiri disertai huruf sukun, Pengenalan baris kasrah dan tanda baca panjang kasrah,
serta dengan sukun, Pengenalan kasrah berdiri disertai huruf sukun,
Pengenalan baris dhammah dengan huruf tertentu tanda panjang dhammah dengan alif didepannya,
Pengenalan tanda dhammah terbalik,
Pengenalan baris tanwin, fathatain, kasratain,
dhammathain, Pengenalan bacaan mutlak, pengenalan dengan sukun, huruf tertentu serta bunyi û sukun, P sukun, qalqalah.
Perbedaan bunyi ä sukun, í sukun, ‚ sukun dan – sukun.
3.
Makhorijul Huruf
Kata makharijul huruf berasal dari bahasa
Arab, yang terdiri dari dua kata, yaitu sebagai berikut : Makharij( مخارج) Kata ini adalah jama’ dari kata makhraj (مخرج) yang
berarti tempat keluar, 2. Al-Huruf
(الحروف) Kata ini adalah jama’ dari al-harfu (الحرف)yang berarti huruf.Jadi menurut bahasa yang dimaksud dengan
makharijul huruf itu ialah tempat-tempat keluarnya huruf. Sedangkan
menurut istilah dalam ilmu tajwid, yang dimaksud dengan makharijul huruf yaitu
tempat-tempat atau letak keluarnya huruf-huruf hijaiyah ketika
membunyikannya.Sebagai seorang muslim, mempelajari ilmu tentang makharijul
huruf ini sangatlah penting. Dengan mempelajari ilmu ini, akan dapat membunyikan
huruf-huruf Arab dengan tepat sesuai dengan tempat keluarnya (makhraj-nya), sehingga dapat
membaca al-Quran dengan fasih dan benar. Hal ini karena al-Quran diturunkan
dalam bahasa Arab.Tempat bunyi suatu huruf itu keluar, dapat kita ketahui
dengan cara mematikan atau mensukunkan huruf tersebut yang sebelumnya didahului
dengan huruf hidup.Contoh : untuk mengetahui makhraj
“kaf (ك)”,
maka huruf “kaf” tersebut disukun / dimatikan dengan didahului huruf hidup.
4.
Pengenalan Tulisan
Dengan
metodologi sebagai berikut:
1. Iqro
Metode
iqro’ adalah suatu metode membaca Al-Qur’an yang menekankan langsung pada
latihan membaca. Adapun buku panduan iqro’ terdiri dari 6 jilid di mulai dari
tingkat yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna.
Metode
iqro’ ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat yang bermacam-macam, karena
ditekankan pada bacaannya (membaca huruf Al-Qur’an dengan fasih). Bacaan
langsung tanpa dieja. Artinya diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah dengan
cara belajar siswa aktif (CBSA) dan lebih bersifat individual.
Metode
pembelajaran ini pertama kali disusun oleh H. As’ad Humam di Yogyakarta. Buku
metode Iqro’ ini disusun/dicetak dalam enam jilid sekali. Di mana dalam setiap
jilidnya terdapat petunjuk mengajar dengan tujuan untuk meudahkan setiap
peserta didik (santri) yang akan menggunakannya, maupun ustadz/ustadzah yang
akan menerapkan metode tersebut kepada santrinya. Metode iqro; ini termasuk
salah satu metode yang cukup dikenal dikalangan masyarakat, karena metode ini sudah
umum digunakan ditengah-tengah masayarakat Indonesia.
2. Baghdadiyah
Metode membaca al-Qur’an yang berasal dari Baghdad, Irak.
Metode ini tersusun (tarkibiyah), maksudnya yaitu suatu metode yang
tersusun secara berurutan dan merupakan sebuah proses ulang atau lebih kita
kenal dengan sebutan metode alif, ba’, ta’.
Cara pembelajaran metode ini dengan menghafal dan mengeja
mudul yang yang dikenal dengan turutan, modul membaca huruf-huruf
Hijaiyyah yang terdiri dari contoh-contoh yang sudah cukup pariatif dan
dilanjutkan dengan praktek langsung membaca Al-Qur’an juz ke-30 yang terkenal
dengan Juz Amma.
3. Al
barqi
Al-Barqy
adalah nama salah satu metode belajar membaca Al-Qur`an. Al-barqy diambil dari
bahasa Arab ‘Barqun’ yang artinya ‘Kilat’, oleh karena itu metode ini dapat
membantu kita cepat dalam belajar membaca Al-Qur`an. Dari segi waktu metode ini
ada yang diset untuk anak-anak yaitu 8 jam dan untuk dewasa atau orang tua
paling singkat adalah 200 menit. Berikut adalah profile Al-Barqy:
Ciri Dan Kelebihan Metode AL-Barqy adalah Tidak
berjilid, Praktis untuk segala umur, Cepat membaca huruf sambung, Teknik imlak
dan menulis yang praktis,, Menggunakan metode semi SAS, Tepat untuk klasikal
dan missal, Tidak membosankan (variatif).
Pokok-Pokok Pembelajaran Metode AL-Barqy adalah Pendekatan Global (Gestalt Psychology), Metode Struktur Analitik
dan Sintetik (SAS), Kata lembaga yang memiliki arti, mudah difahami dan dihafal,
Sistem : pengamatan, pemisahan, pemilihan, dan pemaduan, Teknik : konsentrasi,
pengelompokan bunyi (transfer), isyarat bunyi (morse), Pengelompokan Bentuk
titian unta (urutan mengarah)– sukun & tajwid, Fase Pembelajaran, Pengenalan
huruf hijaiyah “menggunakan kata lembaga”, Pengenalan tanda baca / bunyi, Pengenalan
huruf-huruf sulit, Pengenalan tanwin, Pengenalan “mad” bunyi panjang &
pendek, Pengenalan sukun dan tasydid, Latihan dari Al-Qur`an dan Tajwid
sederhana.
Perangkat
Belajar
Buku Al-Barqy sistem 8 jam, Buku Aqsharuth-Thariq (sistem 200 menit) dibantu dengan CD,
Al-Barqy edisi Internasional (khusus untuk yang tidak berbahasa Indonesia), LKS
(belajar menulis dengan kaidah yang benar dan bagus), Kaset dan CD lagu-lagu Al-Barqy dan Alat Peraga,
4.
Al hira
Al-hira merupakan
Metode membaca al-quran dengan cara membaca langsung, tanpa menyebutkan
nama-nama huruf hijaiyah sampai pada tingkat bacaan ketiga belas atau cara
membaca huruf-huruf Muqattah.[1]
Metode pembelajaran
al hira secara umum yaitu menggunakan system baca langsung, pelajaran ketujuh
merupakan meteri pelajaran yang paling susah dipelajari karena mempelajari
huruf yang mati, materi yang sudah dipelajari harus dikuasai peserta didik,
bunyi huruf atau bacaan suatu kalimat hendaklah diperoleh secara pasih dari
guru mengaji.[2]
5.
Dan lain-lain.
Metode lainnya yang
dianggap mampu dan bisa untuk dijadikan metode dalam mempelajari bacaan
al-quran
b. Tingkat Lanjutan ( Al Quran ) meliputi,
1. Tahsinul Qiroaah
Tahsinul Qiroah adalah Tahsinul bacaan
Qur’an ialah adalah Tahsinul bacaan
Qur’an ialah
: Pengertian tajwid secara bahasa ini sama seperti pengertian Tahsin (تحسين) yang berasal dari kata حَسَّنَ- يُحَسِّنُ- تَحْسِيْنًا yang berarti membaguskan atau
memperbaiki.[3]
Tahsin
secara bahasa berasal dari kata Hassana-Yuhassinu-Tahsin yang berarti membaguskan
atau membuat jadi bagus. Tahsin tilawatil Qur’an berarti membaguskan bacaan
Al-Qur’an. Bacaan Al-Qur’an dikatakan bagus apabila membacanya sesuai dengan
kaidah ilmu tajwid. Sedangkan pengertian tajwid adalah ilmu yang memberikan
pengertian tentang huruf, baik hak setiap huruf maupun hukum-hukum baru yang
timbul setelah hak huruf tersebut terpenuhi, yang terdiri dari sifat-sifat
huruf, hukum mad dan sebagainya seperti tarqiq (tipis), tafkhim (tebal) dan
semisalnya.[4]
Kegiatan
yang dilakukan dalam Tahsinul Qiroaah berupa sebagai berikut:
a. Tadarus
Al Quran dimana Maksud tadarus ialah saling mempelajari al-Quran yaitu seorang
membaca dan yang lain mendengar dan memperhatikan bacaannya. Setelah ia selesai
membaca, di sambung pula oleh orang lain.
b. Mempelajari
Ilmu Tajwid, Dalam Kamus Ilmu Al-Qur’an, Ilmu Tajwid ialah : Kata tajwid
berakar kata jawwada yang dalam bahasa artinya sama dengan tahsin, yaitu bagus.
Menurut istilah, tajwid adalah mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan
memberikan sifat-sifat yang dimilikinya baik asli maupun yang baru datang.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang
mempelajari bagaimana cara mengeluarkan huruf dengan tepat serta semua
ketentuan yang berkaitan dengan membaca Al-Qur’an baik segi lafal maupun
maknanya. Secara garis besar yang dibahas
oleh ilmu tajwid adalah makharij al-huruf, sifatul huruf, ahkamul huruf,
ahkamul mad wal qasr, ahkamul waqf wal ibtida’, dan masalah khat al-‘usmani.[5]
Ilmu
Tajwid, didefinisikan oleh Mahfan dalam
bukunya Pelajaran Tajwid Praktis bahwa : Kata Tajwid berasal dari
Bahasa Arab “jawwada – yujawwidu – tajwid”. Yang artinya : Membaguskan. Sedangkan
menurut Ilmu Tajwid, Tajwid adalah : Membaguskan bacaan huruf-huruf atau
kalimat-kalimat Al-Qur’an satu persatu dengan terang, teratur, perlahan dan
tidak terburu-buru sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid.[6] Menurut
Romdhoni Muslim,
Ilmu Tajwid ialah : Pengetahuan tentang qaidah-qaidah dan
cara-cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.[7] Misbahul Munir mendefinisikan
Ilmu Tajwid dalam bukunya Ilmu & Seni Qiro’atil Qur’an ialah dengan : Ilmu
yang dipergunakan untuk mengetahui tempat keluarnya huruf (makhorijul huruf),
sifat-sifat huruf, dan bacaan-bacaannya.
Tujuan/Faidah Mempelajarai Ilmu
Tajwid ialah :
Agar dapat membaca Ayat-ayat Al-Qur’an secara benar (Faseh) sesuai dengan yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. serta dapat memelihara lesannya dari
kesalahan-kesalahan ketika membaca Al-Qur’an.[8]
Atau dalam buku lain, Romdhoni Muslim menambahkan bahwa tujuan/faidah
mempelajari ilmu tajwid ialah : untuk memelihara bacaan Al-Qur’an dari
kesalahan, kekeliruan dan perubahan serta menjaga lisan (mulut) dari kesalahan
membacanya.[9]
Sedangkan Hukum Mempelajari
Ilmu Tajwid ialah :
Fardhu Kifayah (kewajiban atas satu atau sebagian orang). Adapun membaca
Al-Qur’an dengan benar atau sesuai dengan ilmu tajwid adalah fardlu ‘Ain
(kewajiban setiap orang).[10]
2. Ilmu Nagham
lmu Nagham Ilmu nagham adalah ilmu lagu al Qur’an. Yaitu ilmu yang mempelajari lagu-lagu yang digunakan dalam membaca al Qur’an. Tingkatan dalam pembacaan al Qur’an berdasarkan penggunaan lagu terdiri dari tiga tingkatan :
1.
Mu’allam; adalah membaca al Qur’an pada
tingkat belajar, sehingga pembacaan difokuskan pada benar atau salahnya bacaan
dan tidak menggunakan lagu. Dalam beberapa hal mu’allam memiliki persamaan
dengan tahsin.
2.
Murottal; adalah membaca al Qur’an yang
menfokuskan pada dua hal yaitu kebenaran bacaan dan lagu al Qur’an. Karena
konsentrasi bacaan difokuskan pada penerapan tajwid sekaligus lagu, maka porsi
lagu qur’an tidak dibawakan sepenuhnya. Hanya pada nada asli atau jawab dengan
tingkat suara sedang.
3.
Mujawwad; adalah membaca al Qur’an
dengan lagunya secara sempurna baik dalam tingkatan nadanya maupun jenis dan
variasi lagu. meliputi: Lagu – lagu Al Quran.
3. Tahsinul Kitabah
Tahsinul Kitabah
adalah Menyambung Huruf di mana siswa merangkain huruf-huruf hijaiyah menjadi
kalimat yang utuh sesuai dengan kaidah penulisannya meliputi: Menulis dan
Menyambung Huruf Hijaiyyah dan Imla.
Sedangkan Imla adalah
Imla’ berarti talqin yaitu menyampaikan atau
mendiktekan kepada orang lain dengan suara keras agar dia memindahkan secara
baik dan benar dari segi bahasa dan mempelajarinya. Tujuan Imla’ adalah Memberikan
latihan kepada peserta didik penulisan huruf-huruf dan kalimat-kalimat dengan
memperhatikan lebih seksama kalimat-kalimat yang banyak terjadi kesalahan dalam
penulisan, Imla’ merupakan salah satu cabang dari cabang-cabang bahasa,
sehingga dapat memastikan tugas utama dari bahasa yaitu pemahaman., Memperbaiki
tulisan dan memperjelasnya, Melatih beberapa indra yang berkaitan dengan imla’
yaitu: telinga, tangan dan mata, memperluas pengalaman, bekal ilmu bahasa, Melatih
penulisan secara cepat, jelas dan benar sehingga membiasakan peserta didik
untuk mendengarkan dengan baik dan membiasakan peseta didik hidup bersih,
teratur, cermat dan kritis.
4.
Tahfiz al-Quran
Tahfiz
adalah adalah Menghafaz adalah salah satu kaedah yang penting di
dalam mendalami ilmu al-Quran. Hafazan adalah proses yang digunakan untuk
menyimpan pengetahuan. Menghafaz memerlukan suatu kekuatan fikiran pada orang
yang melakukannya. Sementara menghafaz sesuatu yang dipelajari dan mengasah
ingatan melalui hafazan adalah cara yang paling baik untuk mengekalkan ingatan
dan kecerdasan otak.
Adapun
Kategori tingkatannya adalah meliputi: menghapal 30 Juz, Suroh Yasin, Suroh Ar Rahman, Suroh Al Waqiah, Suroh Al Kahfi, Suroh
Al Mulk maupun ayat-ayat lainnya.
B.
STANDAR
PROSES PEMBELAJARAN
a. Pendekatan
Pembelajaran
Program Maghrib Mengaji dilakukan melalui pendekatan klasikal dan individual
yaitu dengan melakukan pembelajaran secara tatap muka antara satu orang guru
dengan murid dalam waktu yang telah ditentukan.
b. Metode
Metode
pembelajaran disesuaikan dengan tahap perkembangan anak serta memperhatikan
minat dan bakat anak, untuk itu dapat dipergunakan :
1. Metode
Bercerita
2. Metode
Tanya Jawab
3. Metode
Demonstrasi
4. Metode
Kerja Kelompok
5. Metode
Studi Banding
6. dll
c. Materi
Pembelajaran
Media
pembelajaran hendaklah menarik dan menyenangkan, aman dan tidak membahayakan ,
memenuhi unsur keindahan , dan dapat membangkitkan kreatifitas program
pembelajaran.
C.
STANDAR
TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN
A. Tenaga
Pendidik dan Kependidikan Program Maghrib Mengaji
1. Ketua
Pelaksana
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Anggota
5. Guru
B. Persyaratan
Tenaga Pendidik
1. Mempunyai
kemampuan dasar membaca Al Quran
2. Dapat
membaca Al Quran dengan Fasih
3. Menguasai
hukum tajwid
4. Memiliki
Akhlak Mulia
D.
STANDAR
EVALUASI
a. Pengertian
Evaluasi
Evaluasi
adalah suatu upaya yang dilakukan untuk melihat sejauh mana tindakan itu
dilaksanakan. Dalam hal ini untuk memperoleh data tentang perkembangan,
perubahan dan kemajuan siswa dalam menerima proses pembelajaran. Evaluasi
bersifat menyeluruh dan mencakup seluruh aspek dalam pendidikan, yaitu
kognitif ( pengetahuan), afektif (
sikap/perilaku ) dan keterampilan ( psikomotorik ).
b. Tujuan
dan Manfaat Evaluasi
1. Bagi
Siswa bermanfaat untuk menumbuhkan sikap percaya diri, memberikan motivasi
kearah peningkatan aktivitas dan kreatifitas belajar.
2. Bagi
Pendidik untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar, memberikan umpan
balik sebagai dasar memperbaiki proses belajar mengajar dan mengetahui
perkembangan santri dalam pengalaman belajarnya.
3. Bagi
Lembaga untuk memberikan masukan sebagai upaya perbaikan dan peningkatan
kualitas program pengajaran dan sumber daya manusia atau tenaga pendidik dan
kependidikan.
4. Bagi
Orangtua untuk mendapatkan informasi secara utuh tentang perkembangan anak
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
c. Alat
Ukur Evaluasi
Dalam
melaksanakan Evaluasi dapat dilakukan dengan cara :
1. Tes
Tulis
2. Tes
Lisan
3. Tes
Praktek
[1] Lihat dalam Muhammad Roihan
Nasution, Al-Hira (Dapat Membaca al-Quran
Dalam Tempo 24 jam, (Medan: Yayasan Pendidikan Islam al-Hira Permata indah,
2011), h. vi)
[2] Lihat dalam Muhammad Roihan Nasution, Al-Hira (Dapat Membaca al-Quran Dalam Tempo
24 jam), Modiul pada Pelatihan Pembelajaran al-Quran Metode Al-Hiro (Medan:
Yayasan Pendidikan Islam al-Hira Permata indah, ttp), h. 1)
[5] Lihat Dalam Ahsin W.
Al-Hafidz, Kamus Ilmu Al-Qur’an,
(Wonosobo: AMZAH, 2005), Cet. 1, hlm. 287.
[6] Lihat Mahfan. Pelajaran Tajwid Praktis, (Jakarta: Sandro Jaya, 2005),
Cet. 1, hlm. 5.
[7] Lihat Dalam Romdhoni. Muslim, Ilmu Tajwid, (Jakarta: Nur Insani,
2006), Cet. 4, hlm. 9.
[8] Misbahul. Munir, Ilmu & Seni Qiro’atil Qur’an,
(Semarang: Binawan, 2005), Cet. 1, hlm. 141.
[9] Romdhoni. Muslim, ………………………………………………………………………… hlm.
9.
[10]
Ibid
Sy mengajar ngaji di mushola alhamdulillah jumlah anak ada 15...Sy pingin menggunakan metode alhiroh tp sy tdk punya buku dan cara mengaji nya
BalasHapus