Kisah Masuk Islam-nya Umar bin
Khattab RA
Oleh: M. Abdullah Amin Hasibuan, MA
Umar bin Khattab ra terkenal sebagai orang yang berwatak
keras dan bertubuh tegap. Sering kali pada awalnya (sebelum masuk Islam) kaum
muslimin mendapatkan perlakukan kasar darinya. Sebenarnya di dalam hati Umar
sering berkecamuk perasaan-perasaan yang berlawanan, antara pengagungannya
terhadap ajaran nenek moyang, kesenangan terhadap hiburan dan mabuk-mabukan
dengan kekagumannya terhadap ketabahan kaum muslimin serta bisikan hatinya
bahwa boleh jadi apa yang dibawa oleh Islam itu lebih mulia dan lebih baik.
Sampailah kemudian suatu hari, beliau berjalan dengan pedang
terhunus untuk segera menghabisi Rasulullah SAW. Namun di tengah jalan, beliau
dihadang oleh Abdullah an-Nahham al-‘Adawi seraya bertanya:“Hendak kemana
engkau ya Umar ?”,, “Aku hendak membunuh Muhammad”, jawabnya.
“Apakah engkau akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhroh jika engkau membunuh Muhammad, “Jangan-jangan engkau sudah murtad dan meninggalkan agama asal-mu?”. Tanya Umar., “Maukah engkau ku tunjukkan yang lebih mengagetkan dari itu wahai Umar, sesungguhnya saudara perempuanmu dan iparmu telah murtad dan telah meninggalkan agamamu”, kata Abdullah.
“Apakah engkau akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhroh jika engkau membunuh Muhammad, “Jangan-jangan engkau sudah murtad dan meninggalkan agama asal-mu?”. Tanya Umar., “Maukah engkau ku tunjukkan yang lebih mengagetkan dari itu wahai Umar, sesungguhnya saudara perempuanmu dan iparmu telah murtad dan telah meninggalkan agamamu”, kata Abdullah.
Setelah mendengar hal tersebut, Umar langsung menuju ke rumah
adiknya. Saat itu di dalam rumah tersebut terdapat Khabbab bin Art yang sedang
mengajarkan al-Quran kepada keduanya (Fatimah, saudara perempuan Umar dan
suaminya). Namun ketika Khabbab merasakan kedatangan Umar, dia segera
bersembunyi di balik rumah. Sementara Fatimah, segera menutupi lembaran
al-Quran.
Sebelum
masuk rumah, rupanya Umar telah mendengar bacaan Khabbab, lalu dia bertanya
:“Suara apakah yang tadi saya dengar dari kalian?”,, Tidak ada suara apa-apa
kecuali obrolan kami berdua saja”, jawab mereka, “Pasti kalian telah murtad”,
kata Umar dengan geram, “Wahai Umar, bagaimana pendapatmu jika kebenaran bukan
berada pada agamamu ?”, jawab ipar Umar., Mendengar jawaban tersebut, Umar
langsung menendangnya dengan keras hingga jatuh dan berdarah. Fatimah segera
memba-ngunkan suaminya yang berlumuran darah, namun Fatimah pun ditampar dengan
keras hingga wajahnya berdarah, maka berkata-lah Fatimah kepada Umar dengan
penuh amarah:, “Wahai Umar, jika kebenaran bukan terdapat pada agamamu, maka
aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku
bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah Rasulullah”, Melihat keadaan saudara
perempuannya dalam keadaan ber-darah, timbul penyesalan dan rasa malu di hati
Umar. Lalu dia meminta lembaran al-Quran tersebut. Namun Fatimah menolaknya
seraya mengatakan bahwa Umar najis, dan al-Quran tidak boleh disentuh kecuali
oleh orang-orang yang telah bersuci. Fatimah memerintahkan Umar untuk mandi
jika ingin menyentuh mushaf tersebut dan Umar pun menurutinya., Setelah mandi,
Umar membaca lembaran tersebut, lalu membaca : Bismillahirrahmanirrahim.
Kemudian dia berkomentar: “Ini adalah nama-nama yang indah nan suci”
Kemudian
beliau terus membaca :, طه
Hingga ayat :
Hingga ayat :
إنني
أنا الله لا إله إلا أنا فاعبدني وأقم الصلاة لذكري, “Sesungguhnya Aku ini adalah
Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah
shalat untuk mengingat Aku”
(QS. Thaha : 14), Beliau berkata :, “Betapa indah dan mulianya ucapan ini. Tunjukkan padaku di mana Muhammad”., Mendengar ucapan tersebut, Khabab bin Art keluar dari balik rumah, seraya berkata: “Bergembiralah wahai Umar, saya berharap bahwa doa Rasulullah SAW pada malam Kamis lalu adalah untukmu, beliau SAW berdoa, Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih Engkau cintai; Umar bin Khattab atau Abu Jahal bin Hisyam”. Rasulullah SAW sekarang berada di sebuah rumah di kaki bukit Shafa”., Umar bergegas menuju rumah tersebut seraya membawa pedangnya. Tiba di sana dia mengetuk pintu. Seseorang yang ber-ada di dalamnya, berupaya mengintipnya lewat celah pintu, dilihatnya Umar bin Khattab datang dengan garang bersama pedangnya. Segera dia beritahu Rasulullah SAW, dan merekapun berkumpul. Hamzah bertanya:
(QS. Thaha : 14), Beliau berkata :, “Betapa indah dan mulianya ucapan ini. Tunjukkan padaku di mana Muhammad”., Mendengar ucapan tersebut, Khabab bin Art keluar dari balik rumah, seraya berkata: “Bergembiralah wahai Umar, saya berharap bahwa doa Rasulullah SAW pada malam Kamis lalu adalah untukmu, beliau SAW berdoa, Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih Engkau cintai; Umar bin Khattab atau Abu Jahal bin Hisyam”. Rasulullah SAW sekarang berada di sebuah rumah di kaki bukit Shafa”., Umar bergegas menuju rumah tersebut seraya membawa pedangnya. Tiba di sana dia mengetuk pintu. Seseorang yang ber-ada di dalamnya, berupaya mengintipnya lewat celah pintu, dilihatnya Umar bin Khattab datang dengan garang bersama pedangnya. Segera dia beritahu Rasulullah SAW, dan merekapun berkumpul. Hamzah bertanya:
“Ada
apa ?”., “Umar” Jawab mereka.
“Umar ?!, bukakan pintu untuknya, jika dia datang membawa kebaikan, kita sambut. Tapi jika dia datang membawa keburukan, kita bunuh dia dengan pedangnya sendiri”., Rasulullah SAW memberi isyarat agar Hamzah menemui Umar. Lalu Hamzah segera menemui Umar, dan membawanya menemui Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW memegang baju dan gagang pedangnya, lalu ditariknya dengan keras, seraya berkata :“Engkau wahai Umar, akankah engkau terus begini hingga kehinaan dan adzab Allah diturunakan kepadamu sebagaimana yang dialami oleh Walid bin Mughirah ?, Ya Allah inilah Umar bin Khattab, Ya Allah, kokohkanlah Islam dengan Umar bin Khattab”.
“Umar ?!, bukakan pintu untuknya, jika dia datang membawa kebaikan, kita sambut. Tapi jika dia datang membawa keburukan, kita bunuh dia dengan pedangnya sendiri”., Rasulullah SAW memberi isyarat agar Hamzah menemui Umar. Lalu Hamzah segera menemui Umar, dan membawanya menemui Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW memegang baju dan gagang pedangnya, lalu ditariknya dengan keras, seraya berkata :“Engkau wahai Umar, akankah engkau terus begini hingga kehinaan dan adzab Allah diturunakan kepadamu sebagaimana yang dialami oleh Walid bin Mughirah ?, Ya Allah inilah Umar bin Khattab, Ya Allah, kokohkanlah Islam dengan Umar bin Khattab”.
Maka
berkatalah Umar :
“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah selain Allah, dan Engkau adalah Rasulullah .
Kesaksian Umar tersebut disambut gema takbir oleh orang-orang yang berada di dalam rumah saat itu, hingga suaranya terdengar ke Masjidil-Haram.
“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah selain Allah, dan Engkau adalah Rasulullah .
Kesaksian Umar tersebut disambut gema takbir oleh orang-orang yang berada di dalam rumah saat itu, hingga suaranya terdengar ke Masjidil-Haram.
Masuk
Islamnya Umar menimbulkan kegemparan di kalangan orang-orang musyrik,
sebaliknya disambut suka cita oleh kaum muslimin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar