BAB
IV
HARAPAN
GEMMAR MENGAJI KEDEPAN
A. Sebagai Program Prioritas Pemerintah
Sudah
merupakan suatu kewajiban pada setiap muslim untuk melakukan syiar untuk
pengembangan agamanya dan sudah menjadi seharusnya bagi ummat islam untuk
mengajarkan ilmunya kepada masyarakat terlebih kepada anak-anak yang belum
mengetahui, memahami bacaan al-quran serta sudah selayaknya dilakukan pembinaan
bacaan al-quran kepada mereka untuk menanamkan nilai-nilai Islam kepada mereka
agar kelak memiliki pengetahuan, keimanan terhadap ajaran islam sebagaimana
Rasulullah menamkan ajarannya kepada Ummatnya.
Untuk
menindaklanjuti program yang disampaikan oleh Bapak Menteri Agama sekitar 2
tahun yang lalu tentang GEMMAR mengaji di Kota Medan pada saat menghadiri hari
lahirnya Al-jamiatul Washliyah yang ke 80 dan Program yang telah dilakukan oleh
Bapak Walikota Medan yang melakukan safari maghrib mengaji di berbagai masjid
di kota Medan serta Program yang juga disahuti oleh Kepala kantor kementerian
Agama Kota Medan untuk lebih memasyarakatkan bacaan al-quran di tengah-tengah
masyarakat begitu juga dengan telah terbentuknya kegiatan Maghrib mengaji di
berbagai masjid di kecamatan di kota medan dan khususnya masjid-masjid di
Kecamatan medan.
Kalau kita
perhatikan realita saat ini ditengah kemajuan teknologi dan Informasi
kecendrungan masyarakat jauh dari kegiatan membaca al-Quran bahkan yang lebih
fatalnya lagi bahwa masyarakat tidak lagi mangindahkan aturan alquran sehingga banyak yang mudah marah, perceraian
maningkat anak tidak lagi mangindahkan perkataan orang tuanya yang disebabkan
oleh kerasnya hati, ego ke akuan yang tinggi sehinga perlu hati yang keras ini
dilembutkan dengan bacaan-bacaan alquran sekaligus memahami makna yang
terkandung didalamnya.
Untuk itu
beranikah kita melakukan gerakan ini dengan mengawalinya dari masjid sehingga
sehabis maghrib sampai Isya dibacakan ayat-ayat al-quran yang menggema dan
diharapkan kepada masyarakat muslim yang ada di rumah untuk mematikan alat
elektroniknya seperti TV, Komputer,
Telephon Genggam dll, selanjutnya datang ke mesjid atau membaca al-quran di
rumah masing-masing sehingga terpancar sinar bacaan al-quran ditengah tengah
masyarakat muslim di kota Medan khususnya di Kecamatan Medan polonia yang kita
cintai ini
Harapan Kita
dengan dikumandangkannya bacaan al-quran ditengah-tengah masyarakat maka hati
yang keras akan jadi lembut, yang sering marah akan lunak, anak jadi patuh
kepada kedua orang tuanya dan masyarakat cinta kepada ajaran agamanya. Sebab
jika masyarakat cinta kepada ajaran agamanya maka masyarakat akan cinta kepada
allah dan rasulnya begitu juga kepada pemimpinnya sehingga pemimpin dapat
mengajak masyarakat bergotong royong, menjaga kebersihan, peduli sesama, tidak
membuang sampah sembarangan, gemar bersilaturrahmi, jika demikian maka
terciptalah masyarakat yang Madani di kota medan yang kita cintai ini sesuai
dengan visi dan Misi Kota Medan.
Inilah yang
menjadi dasar pemikiran membuat suatu terobosan untuk lebih memantapkan Program
ini sekaligus untuk mempertahankan budaya keislaman yang sejak dahulu telah ada
di seluruh wilayah Indonesia dan diharapkan akan tumbuh kembali di masyarakat,
khususnya di kota Medan Yang juga nantinya menjadi tonggak awal peningkatan
prestasi Kontingen kota medan pada khususnya maupun kota lain di Indonesia
dalam kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran.
Untuk mewujudkan
Program tersebut selayaknya pemerintah, lembaga swasta, kelompok maupun
perorangan harus bersinergi bersama membantu mensukseskan Program tersebut demi
menciptakan mantalitas masyarakat, kehidupan keagamaan, pembangunan dan
Kemajuan Teknologi di yang disinari oleh
cahaya alquran.
Harapan
kita kedepan bahwa program GEMMAR mengaji menjadi program pemerintah yang
dibiayai oleh APBD atau APBN maupun dana lainnya yang bersumber dari pemerintah
sebagai wujud pembangunan non fisik ditengah-tengah masyarakat sehingga kendala
yang terjadi selama ini di masyarakat dapat tertutupi. Sebab program ini murni
gagasan menteri agama yang ditindak lanjuti oleh aparatnya tanpa ada bantuan
dana dari pemerintah.
Sebab
dalam berdakwah perlu sinergi dakwah semua kalangan seperti yang disebutkan
dalam Rumus Gerakan dakwah berikut ini:
B. Festival Maghrib Mengaji
Harapan kita kedepan
Program ini harus dijadikan sebagai ajang kompetisi dikalangan peserta program
GEMMAR mengaji sehingga minat untuk ikut program ini semakin meningkat sehingga
budaya maghrib mengaji yang sejak dahulu sudah menjadi budaya masyarakat
Indonesia dapat bertahan di tengah-tengah kemajuan teknologi dan informasi.
Adapun festival yang
dapat dilakukan dalam ajang peningkatan kualitas maupun kuantitas program
GEMMAR mengaji adalah sebagai berikut:
a. Lomba
Ayat Pendek
b. Lomba
Metode Cepat mengajarkan al-quran
c. Lomba
menghapal ayat pendek
d. Lomba
Tahfizul Quran
e. Lomba
Tafsirul Quran
f.
Lomba Mujawwad al-quran
g. Lomba
menulis al-quran (Khat)
h. Lomba
Muthalaah al-Quran
i.
Maupun lomba-lomba lainnya Tentang al-Quran
Lomba-lomba
ini dapat dilakukan pada tingkat:
1. Antara
Program Maghrib mengaji
2. Antara
Lingkungan
3. Antara
Kelurahan atau Kedesaan
4. Antara
Kecamatan’
5. Antara
Kabupaten Kota
6. Antara
Provinsi ditingkat Nasional
Gerakan Maghrib mengaji merupak murni
gerakan dakwah di mana gerakan ini memberikan imbas berupa pelaksanaan program
yang harus bersinergi dengan semua pihak. Sebab gerakan dakwah akan sukses bila
rumus Gerakan dakwan terpenuhi sebagaimana di bawah in:
RUMUS Gerakan dakwah
Gd= f (S+U+F+P+M+D)[1]
Gd= f (S+U+F+P+M+D)[1]
Di mana;
Gd= Gerakan Dakwah
S = Sumber Daya manusia seperti Ustadz, Ulama , Muballigh,
Penyuluh, dll
U = Ummat Islam secara Keseluruhan
F = Fasilitas Seperti masjid, Mushollah dll
P = Pemerintah, di mana harus ada dukungan
pemerinth
M = Manajemen, dimana dakwah harus di kelola
dengan baik dan benar
D = Dukungan Finansial
Bila keenam komponen tersebut tidak
bersinergi maka dakwah tidak akan sukses
dan terlaksana dengan lancar untuk itu mari kita bersinergi memajukan
dakwah lewat maghrib mengaji ini untuk memberikan warisan terbaik bagi anak dan
cucu kita pada masa-masa yang akan datang.
C. Media Harus Mendukung
Untuk mensukseskan program GEMMAR
mengaji di Kota medan pada Khususnya dan seluruh Indonesia pada umumnya harus
didukung oleh peran serta media baik media elektonik maupun media lainnya.
Sebab media-media inilah yang banyak mengambil peran dalam memberikan pengaruh
terhadap masyararakat.
Harapan
program GEMMAR mengaji terhadap media adalah:
1.
Mengkampanyekan program GEMMAR mengaji di media-media yang ada, agar
tersampaikan kepada masyarakat.
2. Media
membuat program maghrib mengaji sebagai acara unggulan pada saat maghrib sampai
Isya.
3. Media
memiliki nurani untuk tidak membuat acara-acara menarik disetiap waktu maghrib
sampai Isya.
Atau media harus mendukung program
mematikan Televisi setiap magrib, Seperti yang telah dilakukan oleh komunitas
Gerakan Matikan Televisi saat Maghrib sampai dengan Selesai Isya', komunitas ini
menyatakan alasan bahwa:
1.
Apabila malam telah datang (setelah
matahari tenggelam), tahanlah anak-anak kalian, karena setan bertebaran ketika
itu. Apabila telah berlalu sesaat dari waktu 'Isya lepaskanlah (biarkanlah)
mereka, tutuplah pintumu, dan sebutlah nama Allah.
2.
Bila
waktu antara setelah Maghrib dan sebelum Isya' tidak diamanfaatkan dengan baik
oleh seluruh anggota keluarga kecuali untuk berkumpul bersama dan kemudian
mengisinya dengan kegiatan mengaji atau tadarrus Al-Qur'an, maka Insya Allah
keberkahan Allah akan selalu melingkupi keluarga itu dalam kesehariannya.
3.
Jika
anak menonton TV rata-rata 4 jam sehari, berarti setahun sekitar 1.400 jam,
atau 18.000 jam sampai si anak lulus SLTA. Padahal waktu yang dilewatkan
anak-anak mulai dari TK sampai SLTA hanya 13.000 jam. Ini berarti anak-anak
meluangkan lebih banyak waktu untuk menonton televisi daripada untuk kegiatan
apa pun, kecuali tidur (Pikiran Rakyat, 29 April 2004).[2]
Gerakan-gerakan sejenis
Program GEMMAR mengaji ini telah banyak dilakukan semua kalangan untuk lebih
memasyarakatkan maghrib mengaji adalah:
1.
Gerakan
yang dilakukan oleh Wali Kota Medan dalam Safari Maghribnyanya, Wali Kota Medan Rahudman Harahap mengatakan
prihatin dengan mulai memudarnya budaya mengaji di masjid usai salat Maghrib.“Sekarang yang namanya mengaji waktu maghrib
sudah mulai pudar, padahal kegiatan itu adalah peninggalan orang tua yang
manfaatnya sangat luar biasa, karena kita berkesempatan berkumpul bersama,
untuk salat, belajar dan makan bersama,” katanya saat menghadiri acara safari
maghrib di Masjid Al-Hikmah Jalan Letda Sujono Kelurahan Bandar Selamat
Kecamatan Medan Tembung, Rabu. Dijelaskan dia, saat ini pemerintah telah
mencanangkan gerakan maghrib mengaji untuk membudayakan membaca Al-Quran
setelah sholat dan melarang menyalakan televisi pada saat
magrib.Hal ini merupakan salah satu upaya untuk membentuk karakter dan
kepribadian anak atau generasi muda.“Untuk
itu orang tua di rumah diharapkan dapat lebih memperhatikan kegiatan
anak-anaknya di rumah,” katanya. Menurut dia, televisi merupakan salah satu
wujud kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi sekaligus merupakan bagian dari
kebutuhan manusia yang terus berkembang. Namun perlu disadari kemajuan ilmu
pengetahuan dan tehnologi tersebut harus diimbangi dengan peningkatan kualitas
nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan. Kita sadar Iptek yang tidak dibarengi
dengan landasan iman dan taqwa maka teknologi akan cendrung membawa kerusakan
pada umat manusia, bahkan alam semesta, “katanya. Lebih lanjut dikatakannya,
kumpul bersama keluarga saat maghrib juga dapat mendorong transfer pengetahuan
dari orang tua kepada anak serta transfer ahlak. Hal ini juga bisa
menghindarkan anak dari bahaya dunia malam yang mengincar, mulai dari narkoba,
kekerasan dan lain sebagainya yang mengancam kepribadian anak. Untuk itulah
dia, mengajak semua elemen masyarakat untuk bersama-sama menghidupkan
kembali tradisi membaca Al-Quran setiap selesai sholat Maghrib. Masyarakat juga
dapat memanfaatkan waktu antara maghrib dan isya untuk meningkatkan ibadah
kepada Allah, sekaligus memperdalam wawasan keagamaannya. “ Saya berharap kita
semua, seluruh komponen masyarakat dapat ikut berperan dan bertanggung
jawab dalam mensukseskan program Maghrib mengaji ini di wilayahnya
masing-masing, sehingga gerakan yang telah dicanangkan ini dapat dilaksanakan
secara berkesinambungan, “ katanya, Selain ceramah, acara ini ditandai dengan
pemberian honor sebesar Rp12 juta kepada dua orang guru mengaji selama setahun,
dan pemberian bantuan dana Rp30 juta untuk pengembangan pembangunan
Masjid Al-Hikmah.[3]
2.
Gerakan yang dilakukan oleh Walikota
medan, dimana beliau mengatakan yang di wakili oleh wakil wali kota medan Drs.
H. Dzulmi Eldin, MSi, dimana beliau mengatakn: Sekarang mengaji di waktu
Maghrib sudah mulai pudar. Padahal mengaji diwaktu Maghrib merupakan
warisan orang tua kita dan memiliki manfaat sangat luar biasa. Sebab,
pada waktu Maghrib kita berkesempatan berkumpul bersama, shalat bersama,
belajar bersama dan makan bersama,” kata Wakil Walikota.Selain kumpul bersama
keluarga, jelas Eldin, kegiatan itu dapat mendorong transfer pengetahuan orang
tua terhadap anak dan transfer ahlak orang tua terhadap anak. Hal ini
dapat menghindarkan sang anak dari bahaya dunia malam yang mengincar , mulai
dari narkoba, kekerasan dan lain sebagainya yang mengancam kepribadian anak.[4]
3.
Gerakan yang telah dilakukan oleh Walikota
PADANG di mana beliau mengatakan bahwa
orang tua Orangtua di Kota Padang, harus
mematikan televisi (TV) di rumah masing-masing usai shalat maghrib hingga selesai
shalat isya. Sebab, waktu tersebut lebih baik dipergunakan untuk membaca
Alquran dan memperdalam ilmu agama. [5]
4.
Komunitas Gerakan Matikan Televisi
saat Maghrib sampai dengan Selesai Isya',[6]
[1] Lihat dalam Basyaruddin, Peta Dakwah Kota Medan, (Medan: Perdana
Mulya Sarana, 2012), h. 62
[2] Silahkan Klik
https://www.facebook.com/pages/Gerakan-Matikan-Televisi-saat-Maghrib-sampai-dengan-Selesai-Isya/172537422965
[3] Silahkan lihat di http://www.antarasumut.com/wali-kota-medan-magrib-mengaji-mulai-pudar/
[4] Lihat di
http://www.dnaberita.com/berita-67562-wakil-walikota-safari-maghrib-di-masjid-al-hasanah.html.
[5] Lihat Harian Singgalang Pos (Membina Harga diri Untuk Kesejahteraan Nusa
dan Bangsa), edisi 19 april 2013.
[6] Silahkan Klik https://www.facebook.com/pages/Gerakan-Matikan-Televisi-saat-Maghrib-sampai-dengan-Selesai-Isya/172537422965
Tidak ada komentar:
Posting Komentar